Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. |
ASAL USUL KATA CARUT MARUT
Padanan kata
majemuk carut marut dalam bahasa Inggris disebut chaos. Kata ini kurang lebih memiliki kesamaan makna yakni; kacau,
kekacauan, baik terhadap suasana, kondisi, situasi, keadaan kebatinan individu
atau sebagai sebab dari perkataan seseorang, sekeleompok orang yang mengakibatkan
suatu keadaan kacau balau pada lingkungan sosial dan atau kondisi tertekan pada
individu sehingga Ia memiliki kejiwaan yang gamang dan mudah dipengaruhi ketika
menetapkan tujuan hidup yang berakibat besar terhadap lingkungan dan tatanan
sosial.
Suasana kacau yang terjadi
pada individu semata-mata bukan merupakan potensi kacau pada dirinya, melainkan
potensi tersebut mendapatkan pengaruh-asupan pemahaman dari lingkungan sosial
sehingga ia mendapatkan akibat dari pengaruh-asupan pemahaman tersebut yang
dialami baik oleh dirinya sendiri maupun keadaan yang terjadi pada lingugan
sosial, bahkan pada tatanan negara.
Gambaran penyebab suasana
kacau terhadap suatu keadaan yang tidak bisa dikendalikan tersebut antara lain;
kesalahan cara pandang individu dalam memutuskan sesuatu, kesalahan dalam
menggunakan kosa kata, kekhilapan dalam berbicara, kesalahan dalam menafsirkan
sesuatu, kesalahan dalam membuat simpulan terhadap berbagai pandangan dan atau
sumber pengetahuan yang menjadi dasar keputusan yang akan diambil sebagai citra
kebijaksanaan seorang individu, memberikan komentar/pandangan dengan tidak memperhatikan
susana dan situasi yang berkembang, serta menyederhanakan kepatutan ucapan yang
dilontarkan.
Contoh kasus
kecau-kekacauan yang dapat dirasakan secara nyata adalah tatanan pemerintahan
suatu wilayah. Kekacauan ini terjadi karena seorang pemimpin yang dianggap
sudah tidak memiliki kepercayaan masyarakat tetapi Ia masih kuat pada tatanan
dasar hukum sebagai seorang pemimpin, Unsur berwibawa yang terlepas dari
kepemiminan seseorang, roda pemerintahan yang tidak berjalan lancar terhadap
tatanan birokrasi dan kelengkapan sarana prasarana yang dibutuhkan masyarkat tidak
terpenuhi. Individu pengampu kepemimpinan tidak dapat mengendalikan dengan baik
system kepemimpinannya. Keadaan kacau seperti ini, dianggap cukup menggunakan
kata carut marut. Sebab keadaan seprti ini memenuhi kriteria kata makna kata carut
marut yakni; suasana yang kacau baik lingkungan sosial maupun pergaulan
masyarakat dan tatanan kepemimpinan seseorang terhadap dirinya, birokrasi dan
negaranya.
Namun demikian apa
sebenarnya yang disebut carut marut tersebut sehingga susana kacau balau pada
seorang individu dan lingkungan sosial bahkan tatanan kenegaraan cukup
menggunakan kata majemuk ini?
Kata carut marut
menurut KBBI dan juga turunan dari kata tersebut adalah sebagai berikut; Carut
a keji, kotor, cabul (tt perkataan); --
capai ark carut-marut; carut-marut a bermacam-macam
perkataan yg keji-keji; bercarut(-carut) v 1 mengeluarkan,
perkataan yg keji-keji; 2 memaki-maki, (dng kata-kata yg kotor); mencarut(-carut)
v bercarut(-carut); mempercaruti v memaki-maki;
menghinakan orang dng kata-kata yg keji; pencarut n orang yg suka
mencarut, 2carut n luka bekas goresan; carut-marut n coreng-moreng
(bekas. goresan); goresan yg tidak keruan arahnya.
Sementara
itu carut marut pun dipandang memiliki kesamaan dengan kata
majemuk karut marut, karut, berkarut a kusut;
kacau tidak keruan; karut-marut v
1 kusut
(kacau) tidak keruan; rusuh dan bingung (tt pikiran, hati, dsb); banyak bohong
dan dustanya (tt perkataan dsb); 2 berkerut-kerut
tidak keruan (tt muka, wajah dsb): wajahnya ~
penuh bekas jerawat; mengarut v 1 mengusutkan; mengacaukan;
membuat rusuh tidak keruan; 2 berkata
tak keruan; berbohong, karya n 1 kerja; pekerjaan;
Makna kata carut marut-karut marut seperti
diatas dapat tidak memiliki makna yang jauh dari keduanya yakni menggambarkan diri,
suasana kacau yang kacau dan tidak terkendali. Individu seolah-olah memiliki kebebasan
dalam melakukan sesuatu, mengomentari tanpa tedeng aling-aling. Kebebasan
individu dianggap tidak mengganggu kebebasan invidu lainnya karena memiliki
kesamaan dalam mengomentari sesuatu hal yang terjadi dan dirasakan oleh semua
pihak dan golongan sebagai suatu keadaan yang tidak stabil dan perlu diperbaiki.
Semua yang terjadi di atas bukan Karena kata
carut marut-karut marut, tetapi keadaan yang kacau digambarkan dengan kata
tersebut. Kita harus memiliki kesepakatan bahwa bukan kata yang merusak tapi
keadaan yang rusak digambarkan dengan kata tersebut. Kata merupakan lambang
terhadap suatu kejadian. Perkembangan suatu kejadian digambarkan dengan kata
tersebut. Tindak lanjuti dari semua itu
adalah bagaimana individu memaknai kata dan menerapkan kata tersebut dalam
kehidupan nyata.
Mengapa carut marut dapat melambangkan suatu
keadaan yang kacau balau?
Pada kitab tafsir Ruhul Bayan, dapat
menggambarkan makna yang sama dengan carut marut-karu marut yakni suatu
peristiwa antara Khalik (Allah SWT) dan Makhluk yang diberi nama malaikat
(bukan nama-nama malaikat yang wajiib diketahui).
Suatu ketika malaikat berkata kepada Khalik (Qs
AL_Baqoroh ayat 30) yakni; “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
“mereka berkata; mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucika Engkau? Tuhan
berfirman; sesungguhnya Aku mengetahui yang tidak kamu ketahui
Ayat tersebut pada kitab tafsir Ruhul Bayan
dijelaskan bahwa Allah SWT, mengabulkan permintaan dua malaikat yang ingin
merasakan suatu sifat yang dimiliki oleh manusia yakni memasukan Nafsu pada malaikat tersebut.
Kemudian Allah SWT, menurunkan dua malaikat (Harut wa Marut) ke dunia. Tibalah
di Negeri Babilonia (Albaqarah, 102). Ia bergaul dengan manusia dan memiliki
sifat nafsu yang sama. Pada tafsir Ruhul Bayan disebutkan, Ia bertemu
dengan Siti Zulaikho. Pertemuan pun
terus berlanjut dan dengan nafsu yang dimiliki dua malaikat tersebut, pada
akhirnya membawa malaikat untuk jatuh cinta dan mencintai Siti Zulaikho sampai ia melakukan
pemaksaan hubungan layaknya suami istri. Siti Zulaikho pun dipaksa untuk
berhubungan. Kejadian tersebut diketahui oleh orang banyak dan menimbulkan
kekacauan karena ulah dua Malaikat yang bernama Harut dan Marut.
Pada versi ahli tafsir lainnya disebtukan dua
malaikat bernama “Harut dan Marut” merupakan cerita tentang malaikat di
Negeri Babilonia (Irak) (QS. Al-Baqarah: 102). Pertama menafsirkan bahwa Harut
dan Marut adalah benar-benar nama dua malaikat. Ketika itu Allah SWT mengutus
dua malaikat bernama Harut dan Marut ke bumi untuk membantu menyelesaikan
berbagai perselisihan antar sesama manusia. Sebelum berbaur dengan manusia,
Allah memberikan hawa-nafsu kepada Harut dan Marut. Ternyata setelah turun ke
bumi kedua malaikat tersebut tidak tahan terhadap hawa nafsu yang dimilikinya.
Mereka meminum khamar (mabuk-mabuk), melakukan pemerkosaan, melakukan
pembunuhan, dan mengajarkan ilmu sihir. Kedua, Harut dan Marut ditafsirkan
berdasarkan anggapan orang Babilonia yakni dua orang manusia yagn memiliki
tingkat ketakwaan dan kesucian yagn melebihi manusia lainnya dan dianggap
sebagai malaikat, namun pada akhir hayatnya ia melakukan kekeliruan dan
terjerambab pada suatu tidnakan kenistaan seperti; melakukan tipu daya,
berbagai perbuatan dosa besar, dan juga mempraktekkan ilmu sihir untuk
menyesatkan manusia lainnya. Makanya di Babilonia ada sumur yang namanya sumur
Harut dan Marut. Konon di sumur inilah kedua orang (yang dianggap malaikat oleh
orang Babilonia) tersebut terkubur saat ajalnya. Pada tafsir kedua agak lemar
karena dalam Al-Baqarah sudah jelas bahwa Haru dan Marut (Harut wa Marut)
adalah dua orang malaikat yagn diturunkan dan dibekali Nafsu oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Berdasarakan kitab Tafsir Ruhul Bayan dan tafsir lainnya, di atas, menunjukkan suatu keadaan
yang sama yakni kacau, kekacauan, ketimpangan dan ketidak adilan pada berbagai
segi kehidupan sosial di Negeri Babilonia. Berbagai anggapan adanya sihir dan
pemerkosaan yang terjadi mengakibatkan suatu keadaan yang tidak stabil pada
pemerintahan dan anggapan pemimpin ketika itu. Hiri dengki terjadi dan berbagai
pandangan pun muncul yang mengakibatkan kekacauan disana sini.
Pentup penjelasan dari tafsir Ruhul Bayan kedua
malaikat pun ditarik kembali ke alamnya, dan diberi hukuman oleh Allah swt,
dengan cara digantung dilangitnya Allah SWT sampai saat ini.
Dari peristiwa tersebut, dapat menunjukkan
bahwa hawa nafsu yang dimiliki manusia
betapa berat jangankan untuk manusia untuk Malaikat pun jika memiliki salah
satu sifat yang sama dengan manusia yakni Hawa nafsu, maka Tidak seorang pun
dapat menghindarinya, kecuali ia bisa introsfeksi dan mawas diri serta terus
menerus meningkatkan ketaqwaannya pada yang Maha Kuasa. Pada Hadist pun
disebutkan bahwa, perang yang paling besar itu adalah memerangi hawa nafsu.
Harut dan Marut, dua malaikat yang sudah
menggambarkan kejiwaan yang kacau karena sifat hawa nafsu, mengakibatkan
kekacauan serpti yagn dilakukan oleh haru marut. Identify dari kesamaan yagn
terjadi pada suatu keadaan inilah kemudian dinamakan karut marut atau sekarang
lebih dikenal dengan kata majemuk carut marut. Kejadian Harut dan Marut, sudah dapat
membuktikan bahwa betapa berat tugas manusia dalam mengatasi diri dan
lingkungannya, namuun demikian manusia diproyeksikan akan memiliki kemampuan
dalam mengatasi kekacauan tersebut, Karena ia memiliki akal pikiran yagn dapat
menyempurnakan sifat-sifat manusia.
Berdasarkan hal tersebut maka carut marut yang kita kenal sekarang
merupakan kata yang majemuk atau memiliki prinsif sama dengan kata majemuk.
Namun demikian kata carut marut jika diasumsikan berasal dari kata Karut dan
Marut bukan merupakan sebuah kata majemuk melainkan dua kata dari dua nama Malaikat
yang memiliki suatu peristiwa; kisah yang menggemparkan lingkungan social
masyarkat, sehingga membuat kekacauan dan timbulnya berbagai kekejian, baik
ketika berbicara, berfikir dan bertindak.
Simpulan
Berdasarkan makna kata dan susunan
gramatiknya, penulis mengasumsikan bahwa kata carut marut dan karut marut
walaupun memiliki makna masing-masing dalam KBBI pada prinsifnya memiliki
kesamaan dari dua makna tersebut yakni kacau atau kekacauan barik dari sisi
individu pelaku tindak kekacauan tersebut yang berakibat pada lingkugan social
secara keseluruhan seprti halnya makna Chaos.
Kata carut marut dan karut marut berasal
berasal dari suatu peristiwa yang dilakukan oleh dua orang malaikat yakni harut
dan Marut yang memiliki perubahan pengucapan menjadi karut marut selanjutnya
menjadi carut marut. Berdasarkan
kejadian itu, maka kata carut marut hanya memiliki sifat yagn sama degnan
prinsif kata majemuk namun sebenarnya bukan kata majemuk. Namun tidak
dipersalahkan karena prinsif yang sama tersebut dikatakan sebagai sebuah kata
majemuk. Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki
struktur tetap, tidak dapat di sisipi kata lain. gabungan kata tersebut
membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau
ditelusuri dari makna kata pembentuknya. Kata Karut Marut sebenarnya hanya
memiliki kesamaan prinsif dengan tafsir kata majemuk tersebut.*
Praktis
Pendidikan
0 comments:
Post a Comment