BUS yang ditumpangi rombongan pengantin sedang dievakuasi warga di dasar
jurang di Kampung Sandaan, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Minggu
(8/12).*AWIS
YULI EKO Prasetyo (26), tergolek di Ruang Gawat Darurat RSU dr. Slamet dalam kondisi koma setelah bus yang ditumpanginya masuk jurang di Kp. Sandaan, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Minggu (8/12).*ZN
PAMULIHAN, (GE).-
Bermaksud melangsungkan pernikahan namun malah kecelakaan. Nasib naas itu dialami rombongan calon pengantin yang hendak menuju Kecamatan Caringin akibat bus miikrolet yang ditumpanginya masuk ke jurang sedalam 34 meter.
Kecelakaan terjadi di Kampung Cisandaan, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan pada Minggu (8/12) sekitar pukul 04.00 subuh.
Dalam peristiwa itu, sang calon pengantin pria, Yuli Eko Prasetyo (26), mengalami luka parah. Hingga Minggu pukul 16.00 Yuli masih koma dan tergolek di ruang Instalasi Gawat Darurat RSU dr Slamet Garut. Pemuda asal Kampung Pejebol RT 02 RW 04 Desa Pejebol Kecamatan Cilongok Banyumas itu luka berat di kepalanya, bagian jemari kaki kirinya pun mengalami patah. Jari kelingkingnya bahkan terpaksa diamputasi.
Petugas RSU dr Slamet Garut, Andi, menyebutkan, melihat kondisinya, kemungkinan korban dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Sementara sopir bus, Asep (25), asal Kampung Parakan Sinjang, Brebes, ditemukan tewas di tempat. Pencarian Asep membutuhkan waktu cukup lama. Diperkirakan Asep mencelat dari bus saat bus tersebut jatuh.
Menurut keterangan, rombongan dari Jawa Tengah tersebut hendak menuju rumah calon mempelai wanita, sebut saja Erni (21) putra dari pasangan Tatang dan Ny. Imas, warga Kampung Negla, Desa Samudrajaya, Kecamatan Caringin untuk melangsungkan perkawinan. Kecelakaan diduga akibat sopir bus mikrolet itu tak mengenali medan jalan yang dilaluinya, atau karena mengalami rem blong. "Kami masih melakukan penyelidikan," jelas Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
Sementara itu, keluarga Yuli Eko yang turut dalam rombongan juga menjadi korban kecelakaan, namun luka mereka terbilang lebih ringan. Mereka diberi perawatan di Puskesmas Cikajang.
Kepala Desa Samudrajaya, Hendra, menyebutkan, pihak keluarga calon pengantin perempuan langsung berangkat ke RSUD Garut setelah menerima kabar musibah tersebut. "Saya sendiri tak bisa mendampingi keluarga calon mempelai wanita karena sedang menghadiri acara di Pameungpeuk," katanya kepada GE lewat teleponnya.
Hendra menjelaskan, rencananya pada Minggu tersebut perkawinan Erni dan Yuli akan dilangsungkan. Keluarga calon mempelai wanita telah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk hajatan dan petugas KUA. "Namun akibat kecelakaan tersebut, perkawinan terpaksa ditangguhkan," kata Hendra.
Leuwi Panganten
Di lokasi kecelakaan memang kerap kali terjadi peristiwa serupa. Warga setempat bahkan menyebut lokasi tersebut sebagai Leuwi Panganten karena di tempat itu ada peristiwa menghebohkan yang terjadi pada 1980-an.
Ketika itu sebuah mobil jenis L 300 membawa rombongan pengantin menuju Kecamatan Bungbulang terjerumus masuk jurang di tempat yang sama. Sebanyak 7 orang penumpangnya tewas, dan lainnya mengalami cedera.
"Kejadian kendaraan masuk jurang seperti ini bukan satu dua kali. Dan, yang menjadi korban, rata-rata lukanya parah. Dulu tahun 1980-an rombongan pengantin pernah masuk jurang. Makanya daerahnya disebut Leuwi Panganten," kata Rijal (47), warga Kampung Nangkaruka Pakenjeng.
Menurut Rijal, meskipun sekarang ini, jalur turunan dan tanjakan Gunung Halimun sudah ada perbaikan dengan cara pelebaran jalan, namun kondisinya tetap rawan kecelakaan. Pasalnya, selain kondisi medan jalan menurun dan menanjak tajam serta berkelok, juga kerap berkabut. Ditambah, di daerah tersebut sangat minim fasilitas penerangan jalan.
"Makanya, kalau belum tahun medan jalan, mesti ekstra hati-hati melintas di sana," ingat Rijal. (YS/Awis/Zn)***
YULI EKO Prasetyo (26), tergolek di Ruang Gawat Darurat RSU dr. Slamet dalam kondisi koma setelah bus yang ditumpanginya masuk jurang di Kp. Sandaan, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Minggu (8/12).*ZN
PAMULIHAN, (GE).-
Bermaksud melangsungkan pernikahan namun malah kecelakaan. Nasib naas itu dialami rombongan calon pengantin yang hendak menuju Kecamatan Caringin akibat bus miikrolet yang ditumpanginya masuk ke jurang sedalam 34 meter.
Kecelakaan terjadi di Kampung Cisandaan, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan pada Minggu (8/12) sekitar pukul 04.00 subuh.
Dalam peristiwa itu, sang calon pengantin pria, Yuli Eko Prasetyo (26), mengalami luka parah. Hingga Minggu pukul 16.00 Yuli masih koma dan tergolek di ruang Instalasi Gawat Darurat RSU dr Slamet Garut. Pemuda asal Kampung Pejebol RT 02 RW 04 Desa Pejebol Kecamatan Cilongok Banyumas itu luka berat di kepalanya, bagian jemari kaki kirinya pun mengalami patah. Jari kelingkingnya bahkan terpaksa diamputasi.
Petugas RSU dr Slamet Garut, Andi, menyebutkan, melihat kondisinya, kemungkinan korban dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Sementara sopir bus, Asep (25), asal Kampung Parakan Sinjang, Brebes, ditemukan tewas di tempat. Pencarian Asep membutuhkan waktu cukup lama. Diperkirakan Asep mencelat dari bus saat bus tersebut jatuh.
Menurut keterangan, rombongan dari Jawa Tengah tersebut hendak menuju rumah calon mempelai wanita, sebut saja Erni (21) putra dari pasangan Tatang dan Ny. Imas, warga Kampung Negla, Desa Samudrajaya, Kecamatan Caringin untuk melangsungkan perkawinan. Kecelakaan diduga akibat sopir bus mikrolet itu tak mengenali medan jalan yang dilaluinya, atau karena mengalami rem blong. "Kami masih melakukan penyelidikan," jelas Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
Sementara itu, keluarga Yuli Eko yang turut dalam rombongan juga menjadi korban kecelakaan, namun luka mereka terbilang lebih ringan. Mereka diberi perawatan di Puskesmas Cikajang.
Kepala Desa Samudrajaya, Hendra, menyebutkan, pihak keluarga calon pengantin perempuan langsung berangkat ke RSUD Garut setelah menerima kabar musibah tersebut. "Saya sendiri tak bisa mendampingi keluarga calon mempelai wanita karena sedang menghadiri acara di Pameungpeuk," katanya kepada GE lewat teleponnya.
Hendra menjelaskan, rencananya pada Minggu tersebut perkawinan Erni dan Yuli akan dilangsungkan. Keluarga calon mempelai wanita telah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk hajatan dan petugas KUA. "Namun akibat kecelakaan tersebut, perkawinan terpaksa ditangguhkan," kata Hendra.
Leuwi Panganten
Di lokasi kecelakaan memang kerap kali terjadi peristiwa serupa. Warga setempat bahkan menyebut lokasi tersebut sebagai Leuwi Panganten karena di tempat itu ada peristiwa menghebohkan yang terjadi pada 1980-an.
Ketika itu sebuah mobil jenis L 300 membawa rombongan pengantin menuju Kecamatan Bungbulang terjerumus masuk jurang di tempat yang sama. Sebanyak 7 orang penumpangnya tewas, dan lainnya mengalami cedera.
"Kejadian kendaraan masuk jurang seperti ini bukan satu dua kali. Dan, yang menjadi korban, rata-rata lukanya parah. Dulu tahun 1980-an rombongan pengantin pernah masuk jurang. Makanya daerahnya disebut Leuwi Panganten," kata Rijal (47), warga Kampung Nangkaruka Pakenjeng.
Menurut Rijal, meskipun sekarang ini, jalur turunan dan tanjakan Gunung Halimun sudah ada perbaikan dengan cara pelebaran jalan, namun kondisinya tetap rawan kecelakaan. Pasalnya, selain kondisi medan jalan menurun dan menanjak tajam serta berkelok, juga kerap berkabut. Ditambah, di daerah tersebut sangat minim fasilitas penerangan jalan.
"Makanya, kalau belum tahun medan jalan, mesti ekstra hati-hati melintas di sana," ingat Rijal. (YS/Awis/Zn)***
0 comments:
Post a Comment