Home » , , , , » Pemanfaatan Pembangunan TPT Harus Dirasakan Warga

Pemanfaatan Pembangunan TPT Harus Dirasakan Warga

Written By Garut Express on Tuesday, December 3, 2013 | 8:42 PM


MALANGBONG, (GE).-
Tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Cikarang yang diketuai oleh Kusman, tengah merampungkan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) yang terletak di Rancabinong Dusun IV, Gunung Cupu, Desa Cikarang.
Pembangunan yang didanai  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan ini menghabiskan dana Rp 708.806.000. Pembangunannya sendiri dilaksanakan selama 60 hari kerja.  Berdasarkan pantauan GE di lokasi pembangunan (28/11), pembangunan TPT di Rancabinong sudah memasuki tahap finishing.
Namun Kepala Dusun IV Wahyu, mengatakan, pembangunan TPT di tempat tersebut sebenarnya kurang efektif karena jalur Kp. Rancabeet ke Kp.Cidangiang tidak bisa dilalui kendaraan. Jalur itu, kata Wahyu, terhalang rel kereta api, sementara pihak PT. KAI belum mengizinkan jalur rel kereta dilewati pengguna kendaraan dari Rancabeet ke Cidangiang.
Menurut Wahyu, warga sangat  menyesalkan pelarangan tersebut. Pasalnya, warga  Kp. Rancabeet banyak yang mengolah lahan pertanian di sekitar pembangunan TPT.
"Karena kendaraan terhadang oleh rel kereta api, maka jika melewati rel petani terpaksa harus menggendong bawaannya," kata Wahyu.
Kendati demikian, Wahyu mengaku ia dan warganya merespon positif pembangunan TPT dan berharap pihak PT. KAI memberikan izin agar rel bisa dilewati pembangunan jalan. Dengan demikian, lanjutnya, aktivitas lalu lintas Rancabeet-Cidangiang dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Ketua TPK Desa Cikarang Kusman, mengatakan, tujuan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) blok Rancabinong adalah untuk mengurangi resiko erosi tanah. Tempat tersebut merupakan kawasan pesawahan yang rawan longsor apalagi jika musim hujan tiba.
"TPT juga dapat mengembalikan fungsi bahu jalan. Mengenai jalur yang terhambat lintasan kereta api Kusman mengatakan pihak PT.KAI telah merespon mengenai pembangunan jembatan dan siap membantu pembangunan," katanya.
Wacana pembangunan jembatan disambut antusias oleh warga Dusun IV Gunung Cupu yang meliputi 2 Rukun Warga yaitu Gunung Cupu dan Rancabeet. Hal yang sama ditunjukan pula warga RT 04 dan RT 05 di wilayah timur Gunung Cupu yang letaknya berada di perbatasan Garut- Tasikmalaya. Warga di kedua RT ini sangat berharap PT KAI memberi izin agar rel kereta bisa dilalui pembangunan jalan sehingga kendaraan bisa lewat. Pasalnya selama ini, warga di kedua RT itu terpaksa harus mengambil jalan melambung yang jaraknya lebih jauh jika menuju Gunung Cupu.
"Jalur yang diambil melalui Cigondok yang memiliki jarak tempuh sekitar 10 Km. Bila menggunakan ojek, ongkosnya bisa mencapai Rp 80.000 jika malam hari," jelas Kusman
Sementara, Ketua RT 04 Rw 07, Ocid menjelaskan, warga Kp.Cidangiang mengalami kesulitan dalam hal transportasi. Tak heran jika warga Cidangiang lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya ke Cibahayu Kab.Tasikmalaya ketimbang ke Ginanjar atau Rancabeet, Malngbong.
"Jalur ke Cinyangere Cibahayu mudah dilalui, sementara ke Rancabeet belum bisa dilalui kendaraan bermotor, karena terhalang lintasan kereta api," ujar Ocid
Menanggapi keluhan warga, Kepala Stasiun Cipeundeuy, Yanto mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan informasi  mengenai rencana pembangunan jalan melewati rel.
"Oleh karena itu kami belum bisa berkomentar atau mengambil keputusan apa pun terkait hal tersebut," ungkapnya. (Totoh)***

TOTOH/GE
JALUR lalu lintas Rancabeet-Cidangiang yang terhalang lintasan kereta API
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger