Agus Rustandi lahir di Garut, 16 Agustus 1979 yang silam. Ia adalah anggota KPU Jawa Barat termuda periode 2013-2018. Mantan Ketua Garut Governance Watch (GGW) ini tidak asing lagi di kancah percaturan politik Garut. Dia kerap mengritisi kebijakan Pemkab Garut yang keluar dari rel aturan.
Sosok aktivis muda ini kelihatan tenang dan kalem. Terkesan tidak banyak bicara dan lemah lembut. Namun, nada bicaranya lugas menyiratkan ketegasan dan kecerdasan. Motto hidupnya adalah ‘Biarlah mengalir dan berbuat yang terbaik bagi keluarga dan masyarakat’.
Konsisten menjaga sistem pemilihan umum secara efektif, mandiri dan kredibel, bagi Agus Rustandi adalah kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), baik tingkat daerah atau pusat.
Keinginan dan panggilan hati nurani itu memantapkan langkah Agus Rustandi, sebagai anggota KPU Jawa Barat terpilih, setelah lolos menapaki tangga ujian terakhir, yakni uji kelayakan dan kepatutan di KPU RI bersama 4 rekannya yang lain. Dia satu-satunya asli Garut yang berhasil memperebutkan lima kursi anggota KPU di Jawa Barat.
Agus Rustandi merasakan beberapa kekurangan KPU dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu. “Dua hal yang perlu terus dibenahi adalah manajemen pemilu dan tata kerja tahapan pemilu. Tentunya semua proses tersebut harus melaui mekanisme jelas agar semua tahapan berjalan secara efesien, efektif, mandiri dan kredibel,” ungkapnya saat dihubungi usai shalat Jum’at, (15/11).
Menurutnya, akar korupsi berawal dari Pemilu yang tidak berintegritas. “ Bagi saya, inilah alasan yang menjadi motivasi masuk sebagai anggota KPU, karena keterpanggilan untuk menciptakan proses demokrasi lewat pemilu secara bersih dan berintegritas,” tandas mantan Ketua Umum GMNI Cabang Garut tahun 1998 ini serius.
Suami dari Nuni Nurbayani ini mengaku, rekrutmen terhadap calon komisioner Garut yang harus diperhatikan adalah tracd record/rekam jejak dan kejujuran. “Betapa tidak, godaan pemilu itu begitu banyak dengan berbagai tawaran dan iming-iming uang. Tanpa memiliki mental yang kuat akan mudah melakukan manipulasi,” tuturnya.
Ayah dua putra ini memang terlibat aktif di berbagai kegiatan organisasi. Dia adalah mantan Sekjen Garut Governance Watch (GGW) tahun 2011-2012. Selain itu dia juga mantan Ketua Umum GMNI Cabang Garut tahun 2001-2003. Ia menamatkan pendidikan SMPN2 Garut, dan SMKN2 Garut, serta meraih gelar Sarjana Teknik dari STTG Garut pada tahun 2005.
Agus Rustandi telah menikah dengan wanita cantik Yuni Nurbayani yang aktif sebagai guru sekolah. Kedua pasangan ini dikaruniai dua putra/putri, Mujahid Hamzah Rustandi (5) dan Sahla Katulistiwa Rustandi (2).
Foto : Agus Rustandi Anggota KPU Jawa Barat
Sosok aktivis muda ini kelihatan tenang dan kalem. Terkesan tidak banyak bicara dan lemah lembut. Namun, nada bicaranya lugas menyiratkan ketegasan dan kecerdasan. Motto hidupnya adalah ‘Biarlah mengalir dan berbuat yang terbaik bagi keluarga dan masyarakat’.
Konsisten menjaga sistem pemilihan umum secara efektif, mandiri dan kredibel, bagi Agus Rustandi adalah kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), baik tingkat daerah atau pusat.
Keinginan dan panggilan hati nurani itu memantapkan langkah Agus Rustandi, sebagai anggota KPU Jawa Barat terpilih, setelah lolos menapaki tangga ujian terakhir, yakni uji kelayakan dan kepatutan di KPU RI bersama 4 rekannya yang lain. Dia satu-satunya asli Garut yang berhasil memperebutkan lima kursi anggota KPU di Jawa Barat.
Agus Rustandi merasakan beberapa kekurangan KPU dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu. “Dua hal yang perlu terus dibenahi adalah manajemen pemilu dan tata kerja tahapan pemilu. Tentunya semua proses tersebut harus melaui mekanisme jelas agar semua tahapan berjalan secara efesien, efektif, mandiri dan kredibel,” ungkapnya saat dihubungi usai shalat Jum’at, (15/11).
Menurutnya, akar korupsi berawal dari Pemilu yang tidak berintegritas. “ Bagi saya, inilah alasan yang menjadi motivasi masuk sebagai anggota KPU, karena keterpanggilan untuk menciptakan proses demokrasi lewat pemilu secara bersih dan berintegritas,” tandas mantan Ketua Umum GMNI Cabang Garut tahun 1998 ini serius.
Suami dari Nuni Nurbayani ini mengaku, rekrutmen terhadap calon komisioner Garut yang harus diperhatikan adalah tracd record/rekam jejak dan kejujuran. “Betapa tidak, godaan pemilu itu begitu banyak dengan berbagai tawaran dan iming-iming uang. Tanpa memiliki mental yang kuat akan mudah melakukan manipulasi,” tuturnya.
Ayah dua putra ini memang terlibat aktif di berbagai kegiatan organisasi. Dia adalah mantan Sekjen Garut Governance Watch (GGW) tahun 2011-2012. Selain itu dia juga mantan Ketua Umum GMNI Cabang Garut tahun 2001-2003. Ia menamatkan pendidikan SMPN2 Garut, dan SMKN2 Garut, serta meraih gelar Sarjana Teknik dari STTG Garut pada tahun 2005.
Agus Rustandi telah menikah dengan wanita cantik Yuni Nurbayani yang aktif sebagai guru sekolah. Kedua pasangan ini dikaruniai dua putra/putri, Mujahid Hamzah Rustandi (5) dan Sahla Katulistiwa Rustandi (2).
Foto : Agus Rustandi Anggota KPU Jawa Barat
0 comments:
Post a Comment