Home » , , » Citomo yang Terkucilkan Raskin Luput, Tabung Gas Gratis Pun Tak Datang

Citomo yang Terkucilkan Raskin Luput, Tabung Gas Gratis Pun Tak Datang

Written By Garut Express on Monday, November 18, 2013 | 7:17 PM

CITOMO adalah sebuah kampung terpencil di Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong. Nama kampung yang terletak di pinggir Sungai Cimanuk sekitar 5 km dari ibu kota kecamatan ke arah utara ini, memang mirip nama sebuah tempat di Kabupaten Sumedang : Tomo.
Menurut "sesepuh" Kampung Citomo, Aki Aceng (70), bukan suatu kebetulan jika nama kampung ini mirip dengan Tomo di Sumedang sebab memang antara Citomo Malangbong dengan Tomo Sumedang ada hubungan.
Begini ceritanya: saat itu terjadi peperangan antara kerajaan di Sumedang dengan kerajaan di Cirebon. Tentara kerajaan Cirebon yang melakukan penyerangan ke Sumedang akhirnya tiba di suatu daerah dekat sumber air Cikahuripan. Saat mereka beristirahat sambil menikmati air Cikahuripan yang sangat jernih, tiba-tiba tentara kerajaan Sumedang menyergapnya. Karena terdesak mereka melarikan diri dan masuk ke goa.
Namun tentara Sumedang tak tinggal diam. Mereka langsung menutup mulut goa tersebut dengan batu besar agar tentara Cirebon tak bisa keluar. Sementara tentara Cirebon yang kebingungan, terus merayap ke dalam. Tak terasa, setelah hampir seharian menyusuri gua, akhirnya mereka sampai di daerah Sumedang bernama Tomo.
"Ternyata goa tersebut tembus hingga ka daerah Sumedang yang letaknya di daerah Tomo. Maka dari situlah melekat nama Citomo dan Tomo,"  tutur Ki Aceng.

LEPAS dari benar tidaknya cerita Ki Aceng, namun Kampung Citomo sangat menarik untuk diceritakan. Kampung yang dihuni oleh sebanyak 60 jiwa yang terbagi kedalam 12 KK tersebut letaknya sangat terpencil. Untuk sampai ke Citomo, kita hanya bisa naik angkutan umum sampai wilayah Cilampuyang saja. Dari sana kita harus naik ojeg. Karena jalan yang ditempuh "tarahal" dan menurun cukup tajam, maka ongkos ojeknya pun cukup mahal, sekitar Rp 20.000. Setelah sekitar 2 km naik ojek, kita terpaksa harus berjalan kaki sekitar 1,5 km menuruni jalan setapak yang melewati pinggir hutan. Jangankan kendaraan roda empat, ojek pun tak bisa melewati jalan ini.
Mungkin karena lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau itulah maka Citomo jadi terkucilkan. Contohnya listrik. Hingga sekarang Citomo gelap gulita jika malam hari tiba. Kalau pun di halaman rumah "ranteng kawat", kawat tersebut merupakan tempat menjemur pakaian, bukan kawat untuk mengalirkan listrik. Nah karena tak listrik hingga sekarang di Citomo tak ada pesawat televisi. Satu-satunya media hiburan warga hanyalah pesawat radio. Sementara untuk penerangan, warga setempat terpaksa menggunakan lampu cempor minyak tanah. Dengan lampu cempor yang cahayanya temaram itulah anak-anak Kampung Citomo belajar pada malam hari atau belajar mengaji di langgar.
Diduga karena lokasinya yang terpencil pula, maka saat pembagian tabung gas gratis beberapa tahun silam, Kampung Citomo terlupakan. Menurut Mak Eha, tetangga Ki Aceng, pada saat warga di kampung lain dibagi kompor dan tabung gas gratis, warga Citomo hanya mendengar berita pembagiannya saja, sementara kompor dan tabungnya tak pernah sampai.
"Teu kabagi ka dieu mah kompor jeung tabung gas gratis teh. Teuing naon sababna. Matakna urang Citomo mah, nepi ka ayeuna masih ngagunakan suluh. Rek meuli kompor jeung tabungna, ti mana duitna, da mahal geuning," kata Mak Eha mengutarakan kekecewaannya.
Selain tak ada listrik dan tak menerima jatah tabung gas gratis, jatah beras untuk rakyat miskin (raskin) pun tak diterima warga Citomo. Padahal melihat kondisi ekonominya yang umumnya hidup sangat sederhana, warga kampung ini berhak menerima beras bersubsidi tersebut.
Ujang, warga Citomo lainnya mengatakan, ia dan warga lainnya di Citomo tidak pernah mengetahui kapan raskin datang ke balai desa.
"Citomo sempat mendapat jatah raskin beberapa waktu ke belakang, namun setelah itu tak pernah ada lagi. Warga sempat menanyakan hal tersebut kepada petugas, namun selalu mendapatkan jawaban yang tak jelas. Akhirnya kami bosan tdan tak pernah menanyakannya lagi. Hingga sekarang, warga Citomo tak pernah menerima raskin lagi," kata Ujang.

KEPALA Desa Sekarwangi, Popon, membenarkan bahwa Kampung Citomo sangat terpencil. "Medan jalan untuk sampai ke kampung itu cukup berat, makanya jarang ada tamu yang datang ke sana," kata Popon yang baru satu setengah bulan dilantik menjadi kades.
Disinggung soal luputnya warga Citomo dari berbagai bantuan pemerintah, Popon berjanji pihaknya akan segera menyusun rencana agar warga Citomo memperoleh hak yang sama dengan warga Sekarwangi lainnya.
Namun soal raskin Popon menegaskan, pihak desa sebenarnya sudah mendistribusikannya ke setiap RW untuk kemudian disalurkan kepada warga yang berhak. "Tapi mungkin karena lokasinya jauh, maka pendistribusian rakin ke Citomo sulit dilakukan," kata Popon. (Ucheuwalet)***
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger