PASAGI Dideklarasikan

Dedi S Ngalagena, S.Pd, Ketua PASAGI

PASAGI Dideklarasikan

Sebagai wujud kepedulian kepada seniman tradisional di kabupaten Garut, penggiat seni tradisional yang cukup lama malang melintang di kabupaten Garut, Dedi Supriadi S.Pd bersama rekan sesama penggiat seni mendirikan Paguyuban Seni Tradisional Garut Indonesia atau disingkat Pasagi, Rabu (12/12).

Menurut Dedi, ada beberapa seni tradisional yang tergabung di Pasagi ini diantaranya wayang golek, degung, calung, dogar, serta kesenian tradisional baru. Menurutnya, Pasagi didirikan karena selama ini, tifdak ada wadah yang mengakomodir seluruh seni tradisional di Garut.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, dengan adanya wadah khusus bagi para penggiat seni tradisional ini, diharapkan para penggiat seni tradisional di Kota Intan ini "guyub", tidak terpecah belah.
“Diharapkan, kita berkelompok bisa "sapapait samamanis",” tuturnya.

Ke depannya, ungkap Dedi, untuk melestarikan seni tradisional yang ada, Pasagi akan menggelar berbagai pelatihan bagi para seniman tradisional. Selain itu, kelompok ini juga akan berusaha mendongkrak sumber daya seniman agar tingkat kesejahtreraan para penggiat seni tradisi ini kesejahteraannya bisa meningkat.

Dengan adanya Pasagi, mudah mudahan kehidupan ekonomi penggiat seni tradisonal terangkat, agar mereka bisa punya akses," harap Dedi yang akrab dipanggil dengan sebutan Dedi Ngalagena ini.

Dikatakan Dedi, sebenarnya, pengurus Pasagi sudah berkonsultasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Garut akhir oktober lalu. Pada prinsipnya, pemerintah, dalam hal ini Disbudpar sangat mengapresiasi pendirian organisasi Pasagi dalam rangka memelihara dan melestarikan seni tradisional yang ada di Garut. (Awis)***