CIBIUK,(GE).-
Kondisi geografis Desa Lingkungpasir berbukit-bukit dengan kemiringan 140 derajat dan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Keadaan suhu udara di Desa Lingkungpasir rata-rata 30 Derajat Celcius. Mayoritas masyarakat desa ini menggantungkan hidupnya bercocok tanam dilahan kering dengan tanaman andalannya adalah tanaman jagung. Sehingga di Kecamatan Cibiuk daerah ini menjadi penghasil jagung terbesar. Potensi seperti itu, menjadi bidikan UPTD TPH Kecamatan Cibiuk untuk pelaksanaan demplot jagung dan sekaligus mengharapkan berdirinya lumbung jagung di Kecamatan Cibiuk.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD TPH) Kecamatan Cibiuk, tentunya terkait dengan tugas pokok seperti menyelenggarakan fungsinya, antara lain pengembangan, peningkatan dan pengawasan produktivitas dan produksi bidang pertanian. Salah satu realisasinya yang sedang dilaksanakan oleh UPTD TPH Kecamatan Cibiuk pada saat ini adalah dengan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) diantaranya demplot tanaman jagung 20 ha di dua desa yaitu Desa Lingkungpasir dan Majasari.
“ Berkaitan dengan hal itu, UPTD TPH Kecamatan Cibiuk di dalam penyelenggaraan demplot jagung seluas 20 ha di Desa Lingkungpasir dan Desa Majasari bersama beberapa kelompok tani, kebijakannya mengacu pada pemberdayaan yang sifatnya bukan bukan Top Down lagi, melainkan harus bersifat Botton Up. Seperti dalam bibit untuk demplot jagung, kelompok tani tidak bisa dipaksakan harus mengikuti merk jagung yang ditentukan oleh UPTD TPH, mereka sudah berpengalaman dengan mencoba berbagai jenis bibit jagung. Sehingga memiliki standar bibit jagung yang cocok ditanam dilokasinya. Dengan demikian, kami tinggal memberikan pembinaan teknis dalam hal pengembangan, peningkatan dan produksi bidang pertanian serta pengawasan produktivitasnya,” kata Kepala UPTD TPH Kecamatan Cibiuk, Uus Supriatna, Jum’at(22/11).
Uus mengatakan, demplot jagung yang diselenggarakan, baik di Desa Lingkungpasir, maupun di Desa Majasari yang masing-masing 10 ha per desa adalah sebuah usaha untuk membangun para pelaku tani jagung dengan cara mengembangkan dan mempertahankan potensi yang ada. Diharapkan kepada para pelaku tani jagung, nantinya ada kesepahaman yang mengacu pada prinsip pemberdayaan, salah satunya adalah terciptanya keberlanjutan.
Pada Monografi Desa tercatat, ada 488 Petani dan 110 Buruh Tani. Sebagian besar masyarakat desa ini menggantungkan hidupnya bertani jagung. Dengan demikian, Desa Lingkungpasir merupakan desa potensial sebagai penghasil Jagung. Luas lahan yang biasa ditanami jagung oleh masyarakat di Desa Lingkungpasir adalah 312,800 Hektar dengan total hasil panen jagung kering pertahunnya lebih dari 938,400 Ton.
Dengan adanya Lumbung jagung, selain tempat suplai jagung, juga bisa dikembangkan sebagai lumbung usaha yang multiguna, seperti menggulirkan modal usaha yang dihasilkan dari jagung, tempat menyimpan berbagai sarana dan prasarana para pelaku tani jagung, serta kreasi makanan dari jagung. Bila lumbung sudah berdiri, kebutuhan para petani jagung di Desa Lingkungpasir bisa diantisipasi.(Ilham Amir)***
ILHAM AMIR/GE
KEPALA UPTD TPH Kecamatan Cibiuk, Uus Supriatna
0 comments:
Post a Comment