CIBATU,(GE).-
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar dalam Pilkada yang lalu telah menjanjikan akan dicanangkannya mengenai program pembangunan 100.000 Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dengan rencana penganggarannya adalah 20.000 rutilahu per tahun. Program tersebut, kini sudah mulai direalisasikan antara lain di Kampung Loji, Desa Keresek Kecamatan Cibatu.
Namun sayang, pengiriman barang-barang untuk perbaikan Rutilahu milik pasangan suami isteri, Kanim (60) dan Maemunah, sebagian besar barang-barang yang dikirim via pelaksana rutilahu, ternyata tak layak untuk dijadikan bahan bangunan. Hal tersebut menuai protes dari warga.
Bahan bangunan yang dialokasikan dari dana program pembangunan Rutilahu, yaitu 1000 genting, 1 kubik kayu, dan 5 lembar triplek. Bahan bangunan yang dikirim sungguh memprihatinkan . Menurut tokoh masyarakat Kampung Loji A. Rusman (55), yang didampingi oleh Kurniawan, ST mengatakan, material untuk perbaikan rutilahu seperti barang sortiran alias barang BS yang tak layak diterapkan sebagai bahan bangunan.
Hal itu terbukti, dari 1000 genting yang diberikan cuma 300 genting yang layak pakai. Sisanya kebanyakan bocor sehingga harus ditambal dengan semen batu. Malahan, ada juga yang tidak terpakai sama sekali.
“ Sungguh keterlaluan, selain genting, ada 1 kubik kayu itu yang terdiri dari usuk dan papan takir. Usuknya sebagian besar sudah dimakan rayap, sedangkan papan takirnya adalah papan untuk bahan ngecor, bahkan ada sebagian papan yang sudah rapuh karena busuk. Sedangkan 5 lembar triplek sangat tipis sekali, ketebalannya paling hanya 1 mm. Bisa jadi barang-barang itu adalah barang apkiran yang dibeli murah sekali. Jika dinilai dengan uang, seluruh barang yang dikirim oleh pelaksana Rutilahu Desa Keresek, seperti kurang dari 3 juta rupiah,” kata kordinator keamanan Kampung Loji, Ade Rusman (55), Sabtu, (23/11).
Melihat bahan bangunan untuk Rutilahu yang dikirim melalui panitia pelaksana Rutilahu tidak layak pakai. Untuk memperbaiki rumah milik Kanim, warga Kampung Loji tergerak untuk membantu. Mereka bergotong royong mengambil bahan usuk bambu dari kebun, mengumpulkan uang untuk membeli pasir dan semen batu. Diperkirakan jumlah dana gotong royong mencapai sekitar 4 juta rupiah belum terhitung tenaga kerja.
Melihat gelagat pendistribusian barang dari alokasi dana Program pembangunan Rutilahu tidak layak untuk diterapkan menjadi bahan bangunan, Ade Rusman yang didampingi Kurniawan, ST menegaskan tidak akan tinggal diam. Perbuatan tersebut adalah murni penyalahgunaan anggaran. “Setelah benar-benar ada temuan dengan indikasi penyelewengan, kami akan langsung melaporkannya kepada pihak yang berwajib,” tegasnya. (Ilham Amir)***
ILHAM AMIR/GE
TOKOH masyarakat Kp. Loji, Ade Rusman,(55), menunjukan bahan bangunan rutilahu berupa usuk yang sudah dimakan rayap.
0 comments:
Post a Comment