Kapolda Jabar Cabut Intruksi Tembak di Tempat Geng Motor
Written By Garut Express on Friday, November 30, 2012 | 8:01 AM
Kapolda Jabar Cabut Intruksi Tembak di Tempat Geng Motor
LEUWIGOONG, (GE).- Kapolda Jabar, Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Drs. H. Tubagus Anis Angkawijaya, M.Si., sangat menyayangkan adanya penembakan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap anggota berandalan bermotor, dengan pertimbangan mereka masih anak-anak. Pernyataan itu diungkapkan Anis saat menghadiri peresmian Masjid Al-Hasan di Kampung Kaumluwuk, Desa/Kec. Leuwigoong, Selasa (20/11).
Tidak hanya itu, perwira tinggi yang baru dua Minggu bertugas di Tatar Pasundan (sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara) itu juga sepertinya tidak setuju dengan istilah geng motor, julukan bagi para berandalan pengguna sepeda motor yang kerap meresahkan masyarakat. Menurut dia, sebaiknya disebut kelompok bermotor, bukan geng motor apalagi berandalan bermotor.
"Jangan geng motor, lah. Kelompok bermotor saja. Anak-anak bermain dengan menggunakan sepeda motor kan sudah biasa. Hanya saja, menggunakan sepeda motornya harus bagus, harus sopan dan santun supaya tidak mengarah pada perbuatan melawan hukum, apalagi tindak kriminal," katanya.
Disinggung masalah perilaku berandalan bermotor yang kerap berbuat keonaran sehingga merugikan masyarakat, dengan enteng pria asal Saketi, Pandeglang, Provinsi Banten itu menjawab, masyarakat atau suku Sunda tidak ada yang radikal. Dengan katalain, radikal bukanlah sifat dan watak masyarakat sunda. Munculnya perilaku seperti itu menurut kapolda lebih pada akibat proses lingkungan. Maka dari itu, dia meminta agar lingkungannya segera dibenahi.
Di sisi lain, perilaku anggota berandalan bermotor yang kerap melakukan keonaran khususnya di Kab. Garut sudah banyak menelan korban. Belum lama ini, sekelompok pemuda yang melakukan aksinya dengan menggunakan sepeda motor itu melakukan pengeroyokan terhadap seorang penarik becak dan anaknya. Akibat perlakuan itu, si anak mengalami luka parah pada jari tangannya. Bahkan, jari tengah tangan kananya putus akibat sabetan samurai. Sedangkan ayahnya mengalami luka pada pergelangan tangan akibat hantaman senjata tajam.
Beberapa hari kemudian, tepatnya Senin (19/11) malam, aparat kepolisian Resort Garut berhasil menangkap tiga dari sekian banyak anggota berandalan bermotor Brigez yang terlibat dalam pengeroyokan penarik becak dan anaknya. Ketiga pemuda itu ditangkap petugas di Jalan Raya Cimanuk, Desa Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul. Dalam penangkapan itu, polisi terpaksa menembak kaki Anggi (23), salah seorang di antaranya karena melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri.
Menurut Kapolres Garut, AKBP Enjang Hasan Kurnia, tiga pemuda yang ditangkapnya merupakan berandal motor yang sering berulah. Mereka juga merupakan residivis pencurian dan penganiayaan yang sudah lama dicari polisi. Sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas dengan anggota berandal motor yang berusaha lari ke areal persawahan, sebelum dilakukan penangkapan.
Dari tangan ketiga pemuda itu, petugas menyita sejumlah senjata tajam seperti samurai dan golok berukuran besar. Hingga saat ini, kepolisian masih terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kasus penyerangan yang dilakukan para berandalan bermotor hingga menelan korban lainnya. (Farhan SN)***
FARHAN SN/GE
Kapolda Jawa Barat Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Drs. H. Tubagus Anis Angkawijaya, M.Si., saat melakukan peresmian Masjid Al-Hasan di Kampung Kaumluwuk, Desa/Kec. Leuwigoong, Selasa (20/11).*
Labels:
Seputar Garut,
Terbaru
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment