Hingga hari ini keberadaan fiksimini masih menjadi “perdebatan” yang hangat diantara para penggiat sastra. Beragam pendapat baik yang pro maupun yang kontra selalu muncul di ruang-ruang diskusi maupun dalam tulisan di berbagai media. Semua dinamika ini terus bergulir seiring semakin maraknya karya - karya fiksimini yang dihasilkan para sastrawan ataupun masyarakat biasa.
Begitupun dalam khasanah sastra Sunda, kehadiran fiksimini telah mendapat apresiasi dan respon yang sangat luas. Keunikan genre sastra yang satu ini bahkan telah membuat para sastrawan Sunda kenamaan “turun gunung” dan mau bermesra-mesraan dengan imajinasi yang akhirnya melahirkan fiksimini Basa Sunda “petingan” yang sangat menarik untuk dibaca dan ditafsirkan Fiksimini Bahasa Sunda bahkan terbilang ajaib dan berkembang sangat pesat, salah satu buktinya adalah eksistensi sebuah komunitas di facebook yang bernama “Fiksimini Basa Sunda”. Sejak didirikan oleh sastrawan Nazarudin Azhar beberapa tahun lalu, jumlah karya fiksimini Basa Sunda dan anggotanya telah mencapai ribuan. Tak hanya itu keberadaan komunitas ini bahkan telah mampu melahirkan para sastrawan baru dengan karya-karyanya yang tak kalah dengan para sastrawan Sunda yang sudah “moyan”.
Salah seorang sastrawan itu adalah Inda Nugraha Hidayat. Seorang penulis asli Garut yang telah melahirkan buku fiksimini Basa Sunda yang berjudul “Lalaki ‘na Bulan Keretas”. Meski telah bergelut cukup lama dalam dunia sastra, Mang Inda, - begitu panggilan akrabnya- seakan menemukan “oase” saat menulis karya-karyanya dalam genre fiksimini Basa Sunda. Lelaki asal Cikelet ini mampu mengajak para pembacanya untuk tamasya dalam karya-karya fiksimini yang ditulisnya. Sebagai genre yang terbilang baru, Fiksimini Basa Sunda memang masih terdengar “asing” bagi masyarakat kebanyakan. Berangkat dari hal tersebut Inda bersama Komunitas Budaya Posstheatron Garut berupaya untuk terus “ngawanohkeun” fiksimini kepada masyarakat terutama kepada para pelajar. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan “Pasanggiri Maca Fikmin Lalaki ‘na Bulan Kertas” untuk tingkat SMA/sederajat.
Inda menuturkan, pasanggiri ini bertujuan untuk mengenalkan fiksimini secara luas, khususnya kepada para pelajar, karena bersifat terbuka lanjut Inda, ajang ini boleh diikuti oleh para pelajar se-Jawa Barat. “ Ini merupakan upaya posstheatron Garut untuk mengenalkan dan mengembangkan eksistensi manusia selaku makhluk budaya, salah satunya dengan mencintai sastra khususnya sastra Sunda,” ujarnya Ketua Posstheatron Garut, Fachroe, yang didampingi pimpinan produksi pasanggiri, Kiqi Qido mengatakan, acara yang didukung oleh Disbudpar Kabupaten Garut ini, rencananya akan dilaksanakan pada bulan Desember 2013 bertempat di Padépokan Sobarnas Martawijaya, Jalan Perum Pépabri ,Désa Langensari kecamatan Tarogong Kalér Kabupatén Garut.”Insyaalloh kita akan menggelar acara tersebut hari, Jum’at -Sabtu, (6 -7/12), kami berharap para pelajar akan menjadikan pasanggiri ini sebagai wahana untuk lebih mencintai sastra Sunda,” jelasnya Fachroe menambahkan, panitia akan menyediakan sejumlah hadiah sebagai apresiasi kepada para pemenang. Selain itu lanjut Fachroe, kegiatan juga akan dimeriahkan dengan sejumlah acara lainnya yaitu, bazar buku Sunda, paméran Fikmin Grafis, dan pagelaran atraksi seni tradisi yang bertajuk “Murak Mangu”. “Pendaftaran untuk acara ini sebesar Rp 35.000, para peserta akan mendapatkan buku “Lalaki ‘na Bulan Keretas” dan sertifikat. Peserta akan kami batasi hanya 100 orang dan pendftaran akan ditutup tanggal 4 Desember 2013,” pungkasnya. HMP ***
sae budaya sunda
ReplyDeletehatur nuhuuun
ReplyDelete