KOTA, (GE).-
Berbagai cara dilakukan tim pemenangan pasangan calon bupati/wakil bupati untuk menyosialisasikan pasangan yang diusungnya kepada masyarakat. Di antaranya membuat video lagu yang mengungkapkan visi dan misi calonnya. Sayangnya, video yang dibuat oleh tim pemenangan Paslon Nomor 8 Rudi-Helmi, menuai konflik.
Pembuatan video klip ”Cinta Garut dengan Kerja dan Harmoni” yang dibuat oleh tim pemenangan pasangan Rudi Gunawan-Helmi Budiman malah menyinggung keluarga besar Al Musaddadiyah. Pasalnya, video klip tersebut mengambil setting di kawasan Al Musaddadiyah di pelataran makam dan masjid. Bahkan, pengambilan gambar tersebut dilakukan tanpa seizin pihak Al Musaddadiyah.
Ketua Tim Media Centre Pemenangan Rudi – Helmi, Didik Wahidin Zein, menyatakan, pihaknya tak menyangka jika video klip tersebut memunculkan protes keras dari keluarga besar Al Musaddadiyah. Oleh karena itu, lanjut Dikdik, pihaknya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga besar Al Musaddadiyah atas perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut. "Video klip itu dibuat oleh para seniman asal Garut dengan judul “Cinta Garut dengan kerja Harmoni," kata Dikdik, Selasa (3/9) malam.
Dikdik mengaku memahami benar jika pihak keluarga besar Al Musaddadiyah melanjutkan kasus itu ke ranah hukum. Kendati demikian, ia berharap, hal tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami atas nama pribadi dan tim pemenangan calon Bupati Rudi -Helmi meminta maaf yang sebesar-besarnya, dan kami pun berharap keluarga Al Musaddadiyah dapat memaafkan kami. Kalau pun harus lanjut ke proses hukum, kami akan menerimanya. Tetapi harapan kami, persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja,“ katanya (NRH)***
Ali Ramdani
Kami Memaafkannya, Tapi..."
Seperti diberitakan berbagai media, keluarga Al Musaddadiyah menuntut pasangan Rudi–Helmi meminta maaf atas munculnya video klip kampanye Rudy-Helmi tersebut. Juru bicara keluarga besar Al-Musaddadiyah, Ali Ramdani mengatakan, pembuat video klip sebenarnya telah mengakui perbuatannya. Menurut mereka, katanya, pembuatan video klip itu dilakukan atas suruhan tim pemenangan pasangan calon Rudi - Helmi dan dibuat setelah Idul Fitri, pada saat libur sekolah.
"Pelaku telah datang kepada kami dan mengakui segala perbuatannya. Disimpulkan pembuatan itu ada motif politik, ekonomi dan popularitas. Bahkan pelaku pun telah meminta perlindungan kepada pihak kepolisian," kata Dani, panggilan akrab Ali Ramdani dalam jumpa pers di Kampus Sekolah Tinggi Teknik Garut (STTG), Rabu (4/9/2013) sore.
Ia menambahkan, tim pembuat video klip itu pun telah meminta maaf. "Dan saya sebagai umat muslim telah memaafkannya. Tetapi, tegas Dani, permohonan maaf tersebut baru sebatas di media. "Yang kami harapkan adalah pasangan nomor delapan, yaitu Rudi dan Helmi datang kepada keluarga kami untuk meminta maaf atas kelalaian timnya," ucapnya.
Dani mengaku khawatir kasus ini memicu reaksi umat muslim. Pasalnya, selama ini banyak yang sudah menghubungi dan mempertanyakan kelanjutan persoalannya.
"Tetapi kami dapat meredamnya. Dan kami pun memaklumi perasaan mereka ketika pelataran makam seorang ulama besar dipakai jingrak-jingkrak. Hal itu jelas membuat perasaan mereka kecewa," ucap Dani seraya mengatakan, pihaknya sudah mengadukan persoalan tersebut kepada pihak berwajib dengan laporan perbuatan tidak menyenangkan.
Menurut Dani, keluarga besar Al Musaddadiyah mengajukan tiga tuntutan atas persoalan tersebut. Pertama, permintaan maaf secara langsung dari pasangan calon pada silahturahmi dengan keluarga besar Yayasan Al-Musadadyah. Kedua, menarik peredaran VCD yang berisi video klip tersebut. Ketiga, menyampaikan permohonan maaf melalui media cetak dan elektronik dengan ukuran display dan durasi yang memadai, serta memasang baliho dan banner permintaan maaf di tempat-tempat strategis.
Dani mengaku, tuntutan tersebut sangat wajar mengingat video klip itu dengan sengaja telah diedarkan dan sudah beredar di masyarakat luas.
"Itu adalah kesepakatan yang telah kami buat bersama keluarga. Apabila mereka tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka kami juga akan terus memproses dalam jalur hukum yang benar, walau itu bukan harga mati. Masih ada kesempatan buat mereka bersilahturahmi dengan kami, terutama pasangan calon tersebut," katanya. (Awis)***
0 comments:
Post a Comment