Home » , » Pengungsi Longsor Gunung Palasari Minta Kepastian

Pengungsi Longsor Gunung Palasari Minta Kepastian

Written By Garut Express on Tuesday, April 30, 2013 | 2:56 AM



SELAAWI,(GE).-
Puluhan pengungsi warga Kampung Cijeruk, Desa Putra Jawa memilih untuk tidur di Mesjid Al-Ikhlas di Kampung Campaka yang tak jauh dari pemukiman mereka. Sampai saat ini, 70 kepala keluarga masih belum berani bermalam dirumahnya karena takut ada gempa susulan.

Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Garut, belum berikan bantuan secara maksimal kepada warga yang saat ini mengungsi. Padahal, sampai saat ini, jika hujan turun dan pada malam hari, warga masih mengungsi di Mesjid al-Ikhlas. Warga berharap, pemerintah berikan kepastian status pemukiman mereka yang tepat berada di dekat longsoran tanah.

Meski sudah 5 hari sejak terjadinya peristiwa longsoran tanah di Gunung Palasari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, belum tetapkan status pemukiman warga. BPBD hanya menyarankan agar warga tidak menempati rumah mereka untuk beberapa waktu kedepan. Namun belum ada kepastian sampai kapan mereka harus mengungsi. Bahkan ironinya, BPBD tak menyediakan fasilitas untuk penngungsian. Akibatnya, sejumlah warga terpaksa menempati mesjid dan menumpang di rumah warga lainnya.

Salah seorang pengungsi, Ai Rohanah (50), mengatakan sejak diminta untuk mengungsi, dia memilih tinggal di mesjid karena belum ada tempat pengungsian yang disediakan pihak pemerintah. Terlebih dia memiliki anaknya yang sedang hamil dan rentan melahirkan secara tiba-tiba, jika berada di tempat tinggalnya. Sehingga dia dan anak-cucunya serta belasan KK lainnya, memilih untuk tinggal di masjid jami.
"Bila menjelang malam ataupun saat hujan deras, kami terpaksa tinggal di masjid karena tidak ada kejelasan, sampai kapan kami harus mengungsi seperti ini," kata Ai Rohanah.

Masih menurut Ai, dirinya ingin ada kejelasan mengenai status bencana di Kampung Cijeruk. Pasalnya, selagi belum ada kejelasan dirinya akan dihantui oleh rasa ketakutan. Jika memang Kampungnya sudah tak layak untuk di huni, ia meminta untuk segera di relokasi ke tempat yang lebih aman.

"Jika memang kondisi kampung kami masih tidak layak ditempati, kami berharap Pemkab Garut mencarikan tempat relokasi bagi kami. Mungkin hanya itu yang kami harapkan saat ini," katanya.

Kejelasan itu sangat kami butuhkan untuk kami, kata Ai, pasalnya selama masih dihantui ketakutan kami tak bisa bekerja dan mencari nafkah dengan tenang. Apalagi anak saya, Erna (23) sedang mengandung, jadi bisa kapan saja ia melahirkan. "Masa anak saya melahirkan di mesjid kan itu tak mungkin," kata Ai, Selasa (23/4).

Hal senada disampaikan Erna (23), ia mengaku selalu dihantui rasa takut ketika tinggal di rumahnya yang tak jauh dari lokasi longsor. Sehingga ia dan ibunya harus mengungsi ke Mesjid Al-Ikhlas di Kampung Cempaka. Padahal, saat ini, Erna sedang hamil 8 bulan.

Erna berharap, Pemerintah segera ambil keputusan yang tepat. Jika memag harus direlokasi, ia dan keluarganya tak aka menolak. Namun ia berharap bisa direlokasi ke tempat yang layak. Sehingga ia bisa melahirkan anak pertamanya dengan selamat. (Igi)***
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger