Home » , » Sebanyak 40 Rumah Harus Direlokasi

Sebanyak 40 Rumah Harus Direlokasi

Written By Garut Express on Sunday, March 3, 2013 | 11:20 PM

Kepala Kelurahan Paminggir Kec. Garut Kota, Maman Paryaman saat menyerahkan bantuan beras dari Badan Ketahan Pangan (BKP) Kab. Garut kepada masyarakat korban banjir Cipeujeuh.*
 

Antisipasi Banjir Kali Cipeujeuh
Sebanyak 40 Rumah Harus Direlokasi

GARUT KOTA, (GE).- Wajah gembira terpancar di raut korban banjir Cipeujeuh Kelurahan Paminggir Kecamatan Garut Kota. Pasalnya, Kamis siang, (28/2) mereka menerima bantuan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Garut.
Bantuan yang diterima  berupa beras sebanyak 2 ton. Beras tersebut diperuntukkan bagi 71 Kepala Keluarga korban banjit Cipeujeuh Kelurahan Paminggir. Penyerahan bantuan tersebut langsung diberikan oleh Kepala Kelurahan Paminggir, Maman Paryaman kepada masyarakat setempat.
Di sela-sela pembagian bantuan beras tersebut, Maman menyebutkan, hal yang sangat penting dilakukan adalah pemulihan bagi seluruh korban.
Menurutnya, selain pemulihan infrastrukur pemukiman, pengembalian kepercayaan diri dalam diri korban pun sangat diperlukan. “Alhamdulillah, bantuan dari beberapa pihak sudah diterima para korban. Dari Jakarta, Bandung termasuk mantan ketua Komnas HAM, Kak Seto Mulyadi yang memberikan  bantuan Al-Qur’an,” ungkap Maman.
Sebelumnya, sejumlah pihak dari Bandung, ujar Maman, memberikan juga berbagai perlengkapan seperti selimut, makanan ringan bergizi dan perlengkapan sekolah. Dengan adanya berbagai bantuan yang diterima, masyarakat sangat bersyukur atas kepedulian dari berbagai pihak.
Seperti diketahui, banjir akibat luapan kali Cipeujeuh beberapa waktu lalu, mengakibatkan ratusan rumah terendam. Ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi hingga beberapa hari. Bantuan dari berbagai pihak pun terus berdatangan.
Lebih lanjut Maman menjelaskan, ke depannya perlu tindakan tepat dan cepat untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Sebab, setiap tahunnya, pemukiman di bantaran kali Cipeujeuh selalu terendam tatkala curah huja sangat tinggi. Oleh karena itu, pihaknya berharap, agar semua pihak bekerjasama untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Yang paling utama sekarang adalah bagaimana dampak dari musibah ini bisa pulih. Masyarakat pun bisa kembali beraktivitas dan melaksanakan kegiatannya masing-masing,” harap Maman.
Sejumlah pihak menenggarai, upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi musibah banjir di bantaran kali Cipeujeuh dengan membangun Tembok Penahan Tanah (TPT). Namun tentunya,  anggaran yang harus disiapkan tidak sedikit.
Disinggung mengenai antisipasi yang dinilai tepat, Maman menegaskan, sebanyak 40 rumah harus direlokasi. Sebab, posisi rumah-rumah tersebut sangat rentan terendam luapan air dari kali Cipeujeuh. “Ya, antisipasi supaya tidak terjadi lagi banjir adalah dengan melakukan relokasi pemukiman yang berdekatan dengan kali. Setelah dihitung, sebanyak 40 rumah yang perlu direlokasi,” tandas Maman. (Din H)***


SDAP akan Bangun TPT
Seperti diberitakan oleh sejumlah media massa, Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut akan mengajukan pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di pinggiran anak-anak sungai Cimanuk. Langkah tersebut dilakukan sebagai antisipasi serta upaya pencegahan banjir bandang di pusat perkotaan Kabupaten Garut.
Menurut Kepala SDAP Kabupaten Garut, Uu Saepudin, pembangunan TPT tersebut rencananya akan dilakukan di pinggiran tiga anak sungai Cimanuk, yakni Sungai Cipeujeuh, Sungai Cimaragas, dan beberapa kawasan di Kampung Cimacan.
“Sebenarnya dengan dibangunnya TPT akan menghambat aliran air dari daratan ke sungai. Namun, untuk mencegah terjadinya kembali banjir bandang di tiga titik lokasi tersebut, kami akan tetap mengajukannya,” ujar Uu seperti yang dilansir fokusjabar.com.
Dikatakannya, sebagian dari tiga anak sungai Cimanuk tersebut berada di bawah kewenangan SDAP Kabupaten Garut. Namun, terdapat juga wilayah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Untuk itu, pihaknya akan mengajukan juga pembangunan TPT ini kepada pemerintah pusat sebesar Rp 6 miliar.
Menurut Uu, di kawasan perkotaan, seperti Kecamatan Garut Kota, Karangpawitan, dan Tarogong Kidul, anak-anak sungai ini telah mengalami pendangkalan dan penyempitan dan penumpukan sampah rumah tangga.
“Banjir bandang sekarang merata. Selain di kawasan kota, juga terjadi di pelosok. Khususnya di pelosok penyebabnya karena pendangkalan sungai dan alih fungsikan menjadi lahan,” jelas Uu (*)


n



Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger