SMPN Satap 2 Pakenjeng Butuh Peningkatan Sarana
Written By Garut Express on Monday, February 11, 2013 | 8:14 PM
SMPN Satap 2 Pakenjeng Butuh Peningkatan Sarana
PAKENJENG,(GE).- Keberadaan SMPN Satu Atap (Satap) 2 Pakenjeng telah menjadi tumpuan masyarakat sekitar untuk pendidikan anak-anaknya. Saat ini sebanyak 198 siswa menimba ilmu di sekolah tersebut.
Namun harapan masyarakat yang besar itu belum sebanding dengan sarana dan prasarana sekolah. Karena baru memiliki 3 ruangan kelas, terpaksa kelas VII dan VIII meminjam “bedeng” kelas SDN Talagawangi 1 yang kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan lebih jelek dari kandang ayam. Kegiatan belajar mengajarnya pun dilangsungkan pada siang hari. Karena pagi harinya digunakan siswa SDN Talagawangi 1.
Cerita miris itu bukan hanya dialami para siswa saja. Tenaga pendidik dan kependidikannya juga harus menghadapi situasi yang tidak kalah sulit. Setiap hari harus melalui jalan yang rusak dan sempit dengan kondisi menanjak. Selain itu, salah satu sisi jalannya berupa jurang sedalam puluhan meter.
Tidak hanya menaruhkan keselamatan jiwa seperti itu, para guru juga harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menuju sekolah. Setidaknya, harus merogoh kocek sendiri hingga Rp 100 ribu untuk ongkos ojek pulang pergi. Padahal, honor mengajarnya sangat minim. Lokasi SMPN Satap 2 Pakenjeng sendiri berjarak sekira 8 km dari pinggir jalan raya Garut – Bungbulang.
Kepala SMPN Satap 2 Pakenjeng, Hj. Tini S., Sabtu (9/2), mengatakan, untuk memenuhi kelayakan KBM, masih memerlukan 3 ruangan kelas baru. Disamping itu, ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, dan mushola. Sedangkan ruang kelas baru yang sekarang sedang dibangun hanya untuk satu kelas saja.
“Siswa kami ada yang berasal dari kampung yang jaraknya lebih dari 7 km. Sehingga sepulangnya dari sekolah, bisa sampai di rumahnya pada jam 7 malam,” katanya.
Kasi Sarana Dikmen Disdik Garut, Asep Wawan, Sabtu (9/2), menjelaskan, SMPN Satap 2 Pakenjeng akan diprioritaskan untuk mendapatkan ruang kelas baru guna memenuhi kebutuhan belajar siswa. Kalaupun tidak dari DAK, akan mencari bantuan dari provinsi atau pusat. Intinya, tahun 2013 ini harus sudah memiliki tambahan ruang kelas baru.
Bahkan, kata Asep Wawan, tidak hanya Satap 2 yang diprioritaskan. Melainkan juga SMPN Satap 1 Pakenjeng. Karena kedua sekolah tersebut masih kekurangan sarana penunjang KBM.
Sedangkan, Kadisdik, mengatakan, sekolah-sekolah satu atap yang jumlah siswanya memadai segera akan diajukan menjadi unit sekolah baru. Kadisdik juga berharap, kedepan tidak ada lagi sekolah yang termarjinalkan akibat minimnya informasi riil tentang sekolah tersebut. Diharapkan para pengawas pembina bisa melaporkan kondisi-kondisi sekolah yang benar-benar membutuhkan perbaikan.
Sementara itu, Sekjen Garut Education Watch (GEW), Sony MS, Sabtu (9/2), mengatakan, kondisi jalan menuju SMPN Satap 2 Pakenjeng yang sangat memprihatinkan itu menandakan belum ada sinergi antara Dinas Binamarga dengan program pendidikan. Padahal akses jalan menuju sekolah seharusnya dalam kondisi baik. Untuk menunjang aktifitas warga sekolah.
“Anggota Dewan dari Dapil V juga semestinya memperhatikan kondisi di wilayahnya itu. Karena menyangkut kepentingan masyarakat yang sudah memberikan kepercayaan agar aspirasinya di dengar pemerintah,” katanya.
Dikatakannya, kondisi memprihatinkan SMPN Satap 2 Pakenjeng itu menunjukkan adanya disparitas dalam pemberian bantuan dari pemerintah ke sekolah-sekolah. Karena ada sekolah yang malah menerima bantuan dari pemerintah tiap tahun. Di satu sisi masih ditemukan sekolah-sekolah yang belum tersentuh bantuan pemerintah. Padahal, justru sekolah-sekolah tersebutlah yang seharusnya mendapat prioritas bantuan. (Firman)***
Labels:
Seputar Garut,
Terbaru
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment