NRH/GE KABID Kebersihan Dinas LHKP Garut, Iwan Trisnadiwan, menunjukan sejumlah unit mobil pengangkut sampah yang rusak.* |
Mobil Pengangkut Sampah
Sebagian Besar Tak Layak Pakai
PEMDA, (GE).-
Sampah kini menjadi problematika daerah perkotaan. Tak hanya kota-kota besar seperti Jakarta atau Bandung, tapi juga kota menengah seperti Garut. Di Kota Dodol ini, penanganan sampah tak hanya dihadapkan pada terbatasnya lahan penampungan, tapi juga sarana pengangkutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Kabupaten Garut, Mlenik Maumeriadi melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, Drs. Iwan Trisnadiwan, menjelaskan, pengangkutan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat belum bisa ditangani secara optimal. Akibatnya, tumpukan sampah di sejumlah titik, terutama daerah perkotaan, masih muncul dan mengganggu kenyamaan serta kesehatan."Tidak maksimalnya penanganan sampah, di antara disebabkan oleh kurangnya mobil pengangkut," katanya, Rabu (30/1).
Iwan menjelaskan, Pemkab Garut hingga saat ini hanya memiliki mobil pengangkut sampah sebanyak 24 unit. Dari jumlah itu, katanya, bahkan beberapa di antaranya dalam kondisi rusak dan tak bisa dioperasikan.
Menurut Iwan, mobil pengangkut sampah banyak yang sudah tua, sehingga tak jarang mogok saat beroperasi. “Kendaraan pengangkut sampah yang ada di Dinas Kebersihan, sekitar 80 persen sudah tidak layak pakai dan harus diganti," katanya.
Selain kekurangan mobil, lanjut Iwan, Dinas Kebersihan juga masih kekurangan karyawan atau pegawai lapangan. Sehingga, kurangnya armada angkut dan petugas, mengakibatkan sampah yang dihasilkan masyarakat tak bisa terangkut semuanya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Iwan menjelaskan, sampah yang dibuang warga di lima kecamatan, yakni Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, dan Kecamatan Banyuresmi, sebanyak 1.038 kubik per hari, akan tetapi yang bisa terangkut hanya 292 kubik saja per hari. "Karena setiap hari ada yang tidak terangkut, maka muncullah tumpukan di sana-sini," katanya.
Iwan menambahkan, ke depan masalah sampah akan semakin rumit jika tak segera mendapatkan penanganan serius, apalagi jumlah penduduk terus meningkat. Bahkan sekarang ini, mobil-mobil sampah di Dinas Kebersihan, diberi tugas untuk mengangkut sampah dari Kecamatan Leles dan Kadungora.
Saat disinggung anggaran dari APBD untuk Dinas Kebersihan, Iwan mengaku tahun 2012 Dinas Kebersihan mendapatkan kucuran Rp 4 miliar. "Semuanya habis untuk BBM, service, pemiliharaan, pengelasan dan lainnya," jelasnya. (NRH)***
0 comments:
Post a Comment