Home » , » Garut Dikepung Banjir

Garut Dikepung Banjir

Written By Garut Express on Monday, February 11, 2013 | 7:57 PM


Garut Dikepung Banjir

CURAH hujan yang begitu tinggi dan mengguyur wilayah Kabupaten Garut selama sepekan lebih, mengakibatkan sejumlah air sungai dan kali di beberapa kecamatan meluap hingga ke pemukiman warga. Akibatnya, sejumlah kampung di beberapa wilayah tergenang banjir.
Seperti yang dirilis di sejumlah media, banjir di Kabupaten Garut di awal bulan kedua tahun ini, terjadi sejak Minggu malam (3/2). Luapan air sungai Cipeujeuh mengakibatkan sejumlah warga terpaksa mengungsi ke masjid dan rumah sanak saudaranya. Camat Garut Kota, H. Drs. Nurdin Yana, MH, kepada wartawan mengungkapkan,  upaya pengungsian warga tersebut merupakan upaya dari tim penanggulangan bencana.
Banjir yang disebabkan akibat meluapnya air kali Cipeujeuh ini, diperkirakan merendam ratusan rumah penduduk yang tersebar di beberapa kelurahan. Diantaranya, Kelurahan Pakuon, Paminggir, Kota Kulon dan Kelurahan Regol. Air yang meluap ke pemukiman warga hingga mencapai 2 meter. Otomatis, warga di sekitar kali Cipeujeuh terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Dikatakan Camat Nurdin, pihaknya bersama unsur Muspika dan aparat keamanan, instansi dan pemerintah kelurahan setempat, telah turun ke lapangan untuk membantu masyarakat korban bencana banjir. Bahkan, pihak kecamatan, sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kabupaten Garut.
Banjir tahunan ini, kerap menjadi masalah klasik bagi masyarakat sekitar bantaran sungai tiap tahunnya. Kondisi demikian cukup merepotkan warga. Oleh karena itu, pembangunan tanggung di sekitar kali Cipeujeuh sudah sangat mendesak.
Lurah Kota Kulon, Jeje Zainal Abidin saat dikonfirmasi GE, Minggu (10/2) menjelaskan, untuk mengantisipasi luapan air sungai Cipeujeuh, pembangunan tanggul sangat mendesak. Hal tersebut, untuk mengurangi luapan air sungai ke pemukiman warga.
Dikatakan Lurah Jeje, warga yang mengungsi di daerahnya, kini sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun, ada 4 rumah yang belum bisa ditinggali pemiliknya. Oleh karena itu, pihaknya bersama ketua RW/ RT dan masyarakat setempat, gotong royong untuk memperbaiki keempat rumah tersebut agar bisa dihuni lagi pemiliknya.
“Ya, Alhamdulillah, warga yang sempat mengungi minggu kemarin, sudah kembali lagi ke rumahnya masing-masing. Meskipun masih ada empat rumah lagi yang belum bisa dihuni. Kami saat ini bersama warga yang lain sedang berupaya untuk  memperbaiki rumah-rumah tersebut agar bisa dihuni lagi,” jelas Jeje.
Ungkapan senada dituturkan Cacih (41) korban banjir di Kampung Sudika Indah, Kelurahan Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (5/2). Menurutnya, banjir  di kampungnya itu akibat meluapnya anak sungai yang berada di kampong Sudika Indah.
Diakui sejumlah warga, banjir bandang  yang merendam ratusan rumah di Kelurahan Haurpanggung tersebut merupakan banjir yang cukup besar dibandingkan banjir sebelumnya.
Menurut warga, jika sepanjang aliran anak Sungai Cimanuk ditanggu, kemungkinan kecil air tidak akan meluap ke pemukiman warga. (Din Haerudin)***


Luapan Sungai Cikokok Rendam Ratusan Rumah 

Peristiwa serupa terjadi di Kampung Sukawangsa Desa Sukamulya Kecamatan Sukaresmi. Sedikitnya 112 rumah di Kampung tersebut terendam banjir.  Banjir bandang di wilayah ini terjadi akibat meluapnya Sungai Cikokok.
Ketua RW 2, Saepuloh mengatakan, banjir bandang tersebut terjadi, Rabu (6/2) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, hujan deras melanda kawasan yang notabene termasuk daerah pegunungan.
“Air Sungai Cikokok jadi sangat deras, membawa rumpun bambu yang kemudian tersumbat jembatan. Air terbendung rumpun bambu ini kemudian meluap ke permukiman dan badan jalan,” kata Saepuloh saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (7/2) seperti yang diberitakan beberapa media massa.
Air bercampur lumpur setinggi lutut orang dewasa yang menggenangi kawasan tersebut, mengakibatkan warga sekitar tidak bisa menyelamatkan berbagai perabotan rumah tangga mereka. Bahkan, lumpur pun menggenangi jalan utama desa.
Keesokan harinya, warga setempat dibantu personil Kodim 0611 Garut masih membersihkan jalan utama desa dari lumpur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut membersihkan jalan menggunakan mesin pompa penyemprot air.
Selain sempat merendam rumah, banjir lumpur ini merusak 7 kolam ikan dan sawah seluas sekitar 5 hektare. Banjir ini menghanyutkan sebuah jembatan bambu dan melongsorkan dua tebing masing-masing sepanjang sekitar 30 meter dan tinggi 30 meter di pinggir sungai. (Awis)***


Beberapa Ruas Jalan Protokol Terendam

Selang beberapa hari kemudian, tepatnya, Jum’at (8/2), hujan lebat kembali mengguyur Kota Dodol. Kali ini, sejumlah ruas jalan di Kabupaten Garut tergenang air hingga mencapi 40 centimeter lebih. Tentu saja, kondisi demikian, sempat membuat warga panik.
Jalan yang tergenang air cukup parah, diantaranya, Jalan Cimanuk, Nusaindah, Merdeka, Pembangunan, dan jalan Terusan Pembangunan. Akibatnya,  para pengendara motor baik roda empat, mengalami kesulitan untuk menerobos genangan air tersebut sehingga, arus lalu lintas sempat tersendat beberapa menit.
Selain itu, warga Jayaraga sempat turun ke pinggir jalan, karena melihat tiba-tiba air dijalan Cimanuk tumpah ke jalan sampai 30 cm. Sebagian warga sempat shock, takut air meluap ke rumah mereka.
Menurut warga Jayaraga, Teti (24) mengaku, dirinya sempat kaget, melihat air sudah menggenangi jalan raya. "Saya sempet kaget karena baru kali ini, jalan Cimanuk tergenang air. Untungnya, hujan tidak berlangsung lama, hanya 30 menit setelah hujan mulai reda, air juga surut," tegas Teti.
Ditambahkan Ujang (29) warga Jayaraga lainnya, jalan cimanuk tergenang air baru kali ini. "Mungkin karena hujan yang cukup deras, ditambah saluran air yang berada di pinggir jalan tersumbat, akhirnya air meluap ke jalan raya,"
Anggi, warga kampung Cimaung, yang rumahnya berada di bantaran kali Cimanuk, mengaku sempat was-was, karena belum lama ini, rumahnya sempat terendam banjir. "Setiap ada hujan, saya selalu ketakutan. Karena sudah beberapa kali rumah saya terendam banjir,” jelas Anggi.
Oleh karenanya, pada  hari itu, saat terjadi hujan deras, seluruh warga yang berada di bantaran kali Cimanuk sempat berlari ke tempat yang lebih tinggi, untuk menyelamatkan diri. (Awis)***
Domba Milik Dudi Pun Terbawa Banjir

Peristiwa serupa terjadi di Kecamatan Cikajang. Sejumlah pemukiman warga yang berada di bantaran sungai Cibarengkok Desa Mekarjaya selalu terendam air saat hujan turun. Kampung yang menjadi langganan banjir di desa ini, diantaranya Kampung Cipanas yang berada di RW 07, Kampung Babakan RW 03, Kampung Barubandung RW 02, Kampung Rancapandan RW 04, Kampung Cintakembar RW 04 dan Kampung Pamegatan RW 06.
Sudah menjadi pemandangan rutin, tiap hujan turun, kampung tersebut selalu digenangi air akibat sungai Cibarengkok tak mampu lagi menahan debit air. Tentu saja, kondisi demikian mengakibatkan sejumlah warga selalu kerepotan tatkala hujan turun.
Bahkan, Dudi (27) warga Kampung Cintakembar RW 04 Desa Mekarjaya sempat kehilangan   satu ekor domba miliknya akibat terbawa arus air sungai. Peristiwa tersebut, terjadi dua pekan yang lalu. Saat itu, hujan  deras mengguyur wilayah Desa Mekarjaya dan sekitarnya.
Untung saja, sekira 700 meter, domba milik Dudi bisa diketemukan. Namun, karena kondisinya sudah lemas, tepaksa Dudi pun menyembelih domba tersebut. “Ya, memang, minggu kemarin, hujan yang turun mengakibatkan puluhan rumah di Kampung Cintakembar terendam. Domba milik saudara saya, juga ikut terbawa. Untung bisa ditemukan lagi,” tutur Hanipan (33) saat diwawancara GE, Kamis (7/1).


Caption : Kondisi rumah warga di Kampung Rancapandan RW 01 Desa Mekarjaya Kec. Cikajang yang berada di bantaran sungai Cibarengkok menjadi daerah langganan banjir.*
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger