Pasokan BBM Garut Aman

SALAH seorang warga saat mengisi BBM di SPBU Ciateul, Kecamatan Tarogong Kaler, Kamis (29/11).*

Pasokan BBM Garut Aman

KOTA, (GE).- Terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah daerah di Indonesia, ternyata menjadikan warga Garut ketakutan. Kelangkaan BBM bersubsidi, akibat pembatasan guna meminimalisir penggunaan, setidaknya menjadikan pergolakan warga di sejumlah daerah, sampai tndakan anarkisme. Sejumlah warga Garut pun, mengaku takut bila pergolakan itu terjadi di Garut.

Warga Kecamatan Banyuresmi, Gingin (30), yang biasa mengisi BBM untuk sepeda motornya di salah satu SPBU kawasan Ciateul, Kecamatan Tarogong, mengaku resah dengan pemberitaan di media massa terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ia menyebutkan, sebagai pengguna kendaraan bermotor untuk bekerja, tentu akan berat bila pembatasan itu sampai terjadi di Garut. Namun demikian, hingga saat ini, ia mengaku dalam membeli BBM di SPBU masih normal saja.

“Hingga saat ii, sepertinya di SPBU manapun di Garut, persediaannya masih normal-normal saja. Setiap beli di sejumlah SPBU, tidak ada pembatasan pembelian untuk motor ataupun mobil," kata Gingin, Kamis (29/11).

Gingin berharap, semoga saja hal itu tidak terjadi di Garut. "Kalau dibatasi, ya pasti akan berat kang, saya kan selalu pakai motor buat bekerja. Takut juga kalau sampai terjadi seperti di wilayah lain yang sampai konflik. Jangan sampai lah,” ujarnya.

Tinjauan "GE" di sejumlah SPBU di wilayah perkotaan Garut, kondisinya masih relativ normal saja. Bila disejumlah kota terjadi antrian, karena takut kehabisan BBM bersubsidi, di Garut ini tidak ada antrian dari jam ke jam dalam pengisian BBM, bahkan hingga larut malam.

Kondisi normal dalam pengisian BBM bersubsidi ini, dibenarkan oleh salahseorang pengelola SPBU 3444115 Garut, H Nanan Suryawan. Ia menyebutkan, meski dalam pemberitaan di sejumlah media akan terjadi pembatasan BBM bersubsidi bagi SPBU ataupun konsumen, pihaknya belum memberlakukan hal itu.

Hal ini disebabkan, karena pasokan BBM bersubsidi dari pertamina ke SPBU yang dikelolanya relativ normal, sesuai dengan pembelian. “Pasokan masih aman, penjualan pun relativ normal saja. Kalau kit mislkan membeli sampai 16 kilo liter, kita tetap dikirim,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, tidak ada gerakan pembelian dari konsumen yang mencolok, seperti adanya pembelian dengan jumlah banyak, atau antrian dan yang lainnya. Meskipun demikian, sebagai pengelola, ia sempat mengaku sempat khawatir dengan beredarnya berita akan pembatasan BBM bersubsidi tersebut.

Namun, dengan kondisi saat ini, ia mengaku tenang karena hingga saat ini pengiriman masih lancar saja. “Kita dalam sehari, masih bisa menjual premium sampai 15 ton dan solar 5 ton per hari,” katanya. (Awis)***