Harga Tomat Semakin Terpuruk

AJAT saat mencicipi tomat usai memanen dikebunnya, Jumat (7/12).*

Harga Tomat Semakin Terpuruk

BAYONGBONG, (GE).-

Sejumlah petani mengeluhkan penurunan harga tomat yang semakin terjun bebas hingga tak mampu mencapai harga Rp 1.000/kg. Kini harga tomat di Sub Terminal Agrobisnis (STA) Bayongbong, hanya mampu bertahan pada kisaran Rp 7.00 hingga Rp 8.00/kg. Hal tersebut, membuat sejumlah petani merugi.

Ditemui usai memanen tomat di Bayongbong, salah seorang petani, Ajat mengatakan, jika belakangan ini harga tomat terus terpuruk hingga berkisar pada harga Rp 8.00/kg. Hal tersebut dipengaruhi panen raya di sejumlah tempat di luar jawa. Akibatnya, ia kini harus menelan kerugian jutaan rupiah.

Menurut Ajat, harga tomat memang selalu mengalami fluktuasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya panen raya di sejumlah daerah atau minimnyaketersediaan pasokan di pasaran.

"Hampir tiap tahun, petani tommat selalu mengalami kerugian seperti ini. Namun dalam beberapa kondisi harganya bisa melambung. Jadi bisa tambal sulam," kata Ajat, Jumat (7/12).

Petani lainnya, Dadang Sulaeman (38), mengaku jika tanaman tomat miliknya dibiarkan begitu saja. Menurutnya, kalau pun dipaksakan dipanen tentunya tak akan menghasilkan keuntungan. Pasalnya, ongkos panen tomat berikut kas kemasannya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga tomatnya.

Dadang mencontohkan, saat ini harga tomat hanya berkisar Rp 8.00/kg. Sementara haraga satu kas bisa mencapai Rp 2.000/kg. Belum lagi, ongkos pemetik dan pemikul tomat jadi jika dikalkulasikan tak akan menghasilkan keuntungan. Bahkan biaya pemeliharaan dan upah kerja yang semakin mahal membuat dirinya merugi.

"Daripada tambah rugi, lebih baik tidak dipanen saja. Buat apa panen jika tak menghasilkan keuntungan," kata Dadang. (Farhan SN)***