![]() |
| SALAH seorang petani saat melakukan penyemprotan di Kampung Nenggeng, Desa Cigawir, Kecamatan Selaawi, Jumat (7/12).* |
SELAAWI, (GE).- Sejumlah petani di wilayah Garut Utara, kini sedang sibuk beraktivitas menggarap sawah dan kebunnya. Pasalnya di wilayah tersebut, belum lama ini dilanda krisis air akibat kemarau panjang. Saat musim penghujan datang, para petani tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menggarap sawah mereka.
Seperti di Kecamatan Selaawi, suplai air yang sudah mulai normal, dimanfaatkan dengan baik oleh petani setempat. Sejak satu bulan yang lalu, petani di sana langsung melaukan aktivitas bercocok tanam.
Salah seorang petani asal Kampung Nenggeng, Desa Cigawir, Sari (32), mengaku dirinya sudah lama menantikan kesempatan seperti ini. Didaerahnya yang dikenal sebagai wilayah tadah hujan sangat sulit untuk mendapatkan suplai air. Untuk itu, ia beserta puluhan warga lainnya sesegera mungkin melakukan cocok tanam padi.
"Hese cai di dieu mah, jadi tiasa nyawah teh upami usum hujan hungkul. Jadi lamun hujan turun kdah enggal-enggal dipelakan bisa kabujeng hese cai deui," ungkap Sari kepada "GE", Jumat (7/12).
Sari menambahkan bercocok tanam di daerahnya hanya bisa dilakukan satu kali atau dua kali dalam setahun. Debet air yang sedikit menyebabkan petani setempat sulit kembangkan pertanian di sana. Jika tidak pandai-pandai membaca cuaca bercocok tanam di sini bisa-bisa merugi.
Ia berharap, musim penghujan kali ini akan datangkan berkah bagi keluarganya. Pasalnya, selama dua kali panen belakangan ini dirinya selalu menelan kerugian. Menurutnya, pada panen pertama dirinya merugi setelah tanaman padinya diserang hama tikus. Kemudian panen kedua merugi lagi saat diterpa kemarau panjang.
"Musim tanam kali ini menjadi harapan keluarga kami untuk meraup rezeki. Pasalnya dua panen belakangan ini selalu merugi," pungkasnya. (Dian)***

0 comments:
Post a Comment