Home »
Pasar Raya
» Harga Daging Sapi Naik Terus
Harga Daging Sapi Naik Terus
Written By Garut Express on Saturday, November 24, 2012 | 7:34 AM
KOTA, (GE).- Kendati pemerintah mengklaim pasokan sapi potong saat ini di dalam negeri masih cukup, tetapi pedagang daging mengeluhkan kelangkaan pasokan daging sapi, sehingga harga daging sapi terus naik setiap hari. Apalagi, daerah sentra sapi Pemerintah Jawa Timur belum lama ini mengeluarkan kebijakan pembatasan pengeluaran sapi dari kawasan itu ke daerah lain.
Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Ciawitali, Usep (34), mengatakan pihaknya bersama dengan pedagang daging lainnya sudah melakukan aksi mogok jualan selama beberapa hari. Hal itu diakibatkan kelangkaan pasokan, sehingga harga daging sapi setiap hari mengalami kenaikan. Tetapi pedagang eceran di tingkat paling bawah, katanya, tidak dapat menaikkan harga.
Harga daging saat ini, kata Usep, berada di Rp 85.000 hingga Rp 100.000 per kilogram (kg). Menurut Usep, pedagang daging di Garut mengaku kecewa dengan melonjaknya harga daging. Sehingga ia dan para pedagang lainnya sepakat untuk berhenti dulu berjualan daging sapi.
Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf membenarkan pedagang daging sapi di Garut dan seluruh Indonesia tengah mengalami kenaikan. Dijelaskan Rochadi, ada beberapa masalah yang menyebabkan harga daging terus merangkak naik dan cenderung langka. Salah satu alasan utama yang menjadi masalah adalah kebijakan pemerintah yang kurang tepat dengan menahan laju impor.
"Ini adalah ujian pemerintah, permasalahan sebenarnya sangat kompleks," katanya.
Masalah pertama adalah akibat dari kebijakan sensus berurut. Menurut Rochadi, perkiraan pemerintah di 2014 Indonesia bakal swasembada daging 14,8 juta ton.
"Angka 14,8 juta ton ini yang menyebabkan keran impor dikurangi," tuturnya.
Menurut Rochadi, pemerintah bergeming untuk melakukan importasi hanya sebesar 17 persen dari takaran normal sebesar 30-40persen. "Negara Australia bahkan berpendapat, kebijakan ini tidak benar dengan hanya mengimpor 17 persen," paparnya.
Selain masalah di atas, masalah lain adalah infrastruktur jalan yang buruk. Kendala infrastruktur menunjang kelangkaan distribusi daging dari daerah Timur Indonesia ke Barat Indonesia.
Masalah terakhir adalah berhentinya penyaluran sentra penghasil sapi seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Menurut Rochadi, pembatasan dan pengeluaran sapi yang dilakukan kedua daerah tersebut menyebabkan tersendatnya distribusi daging.
"Jawa Timur biasanya menghasilkan 4 juta ton sedangkan Jawa Barat 400-600 ribu ton, kalau ditahan tentu ini akan berakibat kelangkaan," tegasnya. (Farhan SN)***
Labels:
Pasar Raya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment