MENGAKHIRI masa kampanye para calon Bupati dan Wakil Bupati Garut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut rencananya akan menutup dengan agenda pamungkas, yakni debat publik para kandidat. Acara yang akan digelar Rabu 3 September 2013, tentunya merupakan kesempatan terakhir masyarakat untuk menilai kwalitas para pasangan calon yang akan bertarung dipemilihan minggu depan.
Tentunya, berharap KPU Kabupaten Garut pada penyelenggaraan debat publik nanti, benar-benar menyuguhkan acara yang dikemas secara apik dan terukur. Artinya, masyarakat dapat menterjemahkan pasangan calon bupati dan wakil bupati mana yang benar-benar memahami persoalan di Kabupaten Garut ini. Sehingga, sekalipun menggunakan istilah debat publik tetapi seyogyanya debat itu sendiri tak perlu ditonjolkan berlebihan. Subtansi dari acara itu, hematnya panelis yang akan ditunjuk oleh KPU Kabupaten Garut melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait isu-isu permasalahan yang ada.
Para pasangan calon pun tatkala menjawab pertanyaan panelis, diharapkan tidak sekedar jawaban normatif melainkan mampu menjelaskan hingga secara tekhnis. Misalnya, tatkala salah satu pasangan calon menawarkan program akan membebaskan biaya sekolah untuk tingkat SLTA, maka perlu pasangan tersebut menjelaskan sumber anggaran pengganti dalam menanggulangi kebutuhan sekolah itu. Kemudian, apabila pasangan calon menjanjikan akan menaikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah lebih tinggi, perlu dijelaskan pula upaya apa atau darimana sumber anggaran yang akan diperolehnya. Selanjutnya, apabila pasangan calon menjanjikan akan membuka lapangan pekerjaan dalam mengentaskan pengangguran, kira-kira lapangan kerja apa yang akan dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam menghadirkan audens atau masyarakat yang di undang pun, KPU jangan sampai membatasi terlalu sedikit. Sekalipun yang hadir banyak, bukan didominasi oleh tim pendukung pasangan calon. Audens hematnya diwakili setiap wilayah kecamatan, berbagai profesi mulai petani, akademisi, tokoh masyarakat, kepemudaan, ulama, nelayan, pegawai, pengusaha hingga pedagang kaki lima. Demikian pula tidak ketinggalan aktifis, LSM, jurnalis dan lembaga profesi lainnya.
Memiliki pemimpin yang cerdas dan bersih, merupakan harapan besar yang dinantikan masyarakat Garut. Sepuluh pasangan cabup dan cawabup yang ada, semoga menjadi tawaran berharga bagi masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang paling baik dari pasangan calon yang baik. Sekalipun hingga kini tentu belum bisa menilai mana yang terbaik diantara yang baik, apalagi proses mendapatkan pemimpin dilakukan melalui suara terbanyak bukan melalui uji kemampuan atau tes wawasan. Proses pemilihan yang disebut demokrasi, tidak menjamin mendapatkan hasil akhir yang baik. Karena pemimpin yang dipandang baik bahkan terbaik, belum tentu mendapatkan perolehan suara dukungan yang baik pula.
Setidaknya, jika pemikiran masyarakat masih tersisa objektifitas, melalui debat publik yang disajikan KPU dapat membuka kebuntuan dalam mengenal kwalitas para pasangan calon. Sehingga pilihan tidak sekedar kepada pasangan paling gebyarnya kampanye atau jumlah spanduk dan baligo dimana-mana, melainkan hasil dari uji kemampuan dalam mengaplikasikan visi misinya melalui debat tersebut. Maka, harapan besar dari penyelenggara-lah acara debat publik mampu terkemas sesuai harapan pemilih.***
Tentunya, berharap KPU Kabupaten Garut pada penyelenggaraan debat publik nanti, benar-benar menyuguhkan acara yang dikemas secara apik dan terukur. Artinya, masyarakat dapat menterjemahkan pasangan calon bupati dan wakil bupati mana yang benar-benar memahami persoalan di Kabupaten Garut ini. Sehingga, sekalipun menggunakan istilah debat publik tetapi seyogyanya debat itu sendiri tak perlu ditonjolkan berlebihan. Subtansi dari acara itu, hematnya panelis yang akan ditunjuk oleh KPU Kabupaten Garut melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait isu-isu permasalahan yang ada.
Para pasangan calon pun tatkala menjawab pertanyaan panelis, diharapkan tidak sekedar jawaban normatif melainkan mampu menjelaskan hingga secara tekhnis. Misalnya, tatkala salah satu pasangan calon menawarkan program akan membebaskan biaya sekolah untuk tingkat SLTA, maka perlu pasangan tersebut menjelaskan sumber anggaran pengganti dalam menanggulangi kebutuhan sekolah itu. Kemudian, apabila pasangan calon menjanjikan akan menaikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah lebih tinggi, perlu dijelaskan pula upaya apa atau darimana sumber anggaran yang akan diperolehnya. Selanjutnya, apabila pasangan calon menjanjikan akan membuka lapangan pekerjaan dalam mengentaskan pengangguran, kira-kira lapangan kerja apa yang akan dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam menghadirkan audens atau masyarakat yang di undang pun, KPU jangan sampai membatasi terlalu sedikit. Sekalipun yang hadir banyak, bukan didominasi oleh tim pendukung pasangan calon. Audens hematnya diwakili setiap wilayah kecamatan, berbagai profesi mulai petani, akademisi, tokoh masyarakat, kepemudaan, ulama, nelayan, pegawai, pengusaha hingga pedagang kaki lima. Demikian pula tidak ketinggalan aktifis, LSM, jurnalis dan lembaga profesi lainnya.
Memiliki pemimpin yang cerdas dan bersih, merupakan harapan besar yang dinantikan masyarakat Garut. Sepuluh pasangan cabup dan cawabup yang ada, semoga menjadi tawaran berharga bagi masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang paling baik dari pasangan calon yang baik. Sekalipun hingga kini tentu belum bisa menilai mana yang terbaik diantara yang baik, apalagi proses mendapatkan pemimpin dilakukan melalui suara terbanyak bukan melalui uji kemampuan atau tes wawasan. Proses pemilihan yang disebut demokrasi, tidak menjamin mendapatkan hasil akhir yang baik. Karena pemimpin yang dipandang baik bahkan terbaik, belum tentu mendapatkan perolehan suara dukungan yang baik pula.
Setidaknya, jika pemikiran masyarakat masih tersisa objektifitas, melalui debat publik yang disajikan KPU dapat membuka kebuntuan dalam mengenal kwalitas para pasangan calon. Sehingga pilihan tidak sekedar kepada pasangan paling gebyarnya kampanye atau jumlah spanduk dan baligo dimana-mana, melainkan hasil dari uji kemampuan dalam mengaplikasikan visi misinya melalui debat tersebut. Maka, harapan besar dari penyelenggara-lah acara debat publik mampu terkemas sesuai harapan pemilih.***
0 comments:
Post a Comment