Home » , , » Siapa Berani Menuju Bilik Suara

Siapa Berani Menuju Bilik Suara

Written By Garut Express on Monday, August 26, 2013 | 9:18 PM

MUSIM kampanye Pilkada Garut yang dikira akan semarak, ternyata biasa-biasa saja. Selain jumlah massa peserta kampanye yang relatif sedikit, minat masyarakat untuk menyaksikan kampanye pun terlihat kurang. Lucunya lagi dalam kampanye tertutup atau pertemuan terbatas, jika pasangan calon datang ke tempat yang sama, masyarakat yang hadir pun masih itu-itu juga.
Dinamika demokrasi ternyata berubah dibanding masa sebelumnya. Masyarakat saat ini tidak mudah menjatuhkan pilihan atau tertarik terhadap pasangan calon, apabila keinginan mereka tidak dipenuhi secara langsung atau instan. Maka, jangan harap mendapat simpatik warga tatkala hadir ditengah-tengah mereka, tanpa memberikan pengganti atau uang duduk apalagi memberikan bantuan yang mereka ajukan.
Kondisi ini memang cukup prihatin. Ketika masyarakat berharap pemimpinnya dapat bekerja dengan baik dan tidak melakukan tindakan korupsi, tetapi justru masyrakat mengawali praktek transaksional yang dapat menimbulkan niat seorang pemimpin melakukan penyimpangan. Sekalipun dalih masyarakat itu sendiri, para pasangan calon kerap lupa apabila mereka sudah jadi. Janji-janji yang semula disampaikan disaat kampanye terabaikan begitu saja. Sehingga prinsip masyarakat akan memilihnya jika memberi. Nah, siapa berani membayar masyarakat agar datang menuju biliki suara dan mencoblos pasangan tersebut?.
Jadwal pilkada sekarang ini memang momentnya kurang tepat. Setelah jelang ramadhan dan idul firti ini, masyarakat Garut mayoritas urban ke kota-kota besar untuk mencari napkah, maka setelah mereka pulang kampung menikmati hari raya idul fitri mereka pun kembali balik ke kota dan biasanya mereka membawa saudara-saudaranya dari kampung. Sehingga diyakini pada pelaksanaan pilkada jumlah pemilih akan jauh berkurang dibandingkan dengan pemilihan gubernur kemarin. Apalagi minat masyarakat sudah menurun, sehingga wajar pemungutan suara nanti tidak sesuai yang diharapkan.
Sistem pilkada ini memang perlu ada perubahan, selain agar lebih efisien anggaran, waktu pelaksanaan pun tidak sampai berkepanjangan. Disamping untuk menguji kwalitas para calon pun hematnya dilakukan sebuah test kelayakan baik dari sisi kemampuan managerial kepimpinan maupun karakteristik para calon tersebut, sehingga bobot pemimpin kelak bisa memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dearah. Tidak selama yang dilakukan, syarat pasangan calon hanya lebih administratif mulai dari pendidikan hingga ketentuan latar belakang politiknya.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger