Home » , , » Bakat Memimpin Oleh : Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.

Bakat Memimpin Oleh : Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.

Written By Garut Express on Monday, August 26, 2013 | 9:27 PM



Ini hanya sebuah ilustrasi yang menceritakan tentang kepemimpinan seorang Raja yang adil dan bijaksana. Pada jaman dahulu kala, seorang raja memiliki anak kembar. Kedua anaknya memiliki kecerdasan dan keterampilan yang sama. Luar biasa. Bahkan sifat serta tabiat dirinya dalam memimpin hampir seluruhnya terdapat pada diri kedua anak kembarnya itu. Raja yang bijaksana itu, beberapa bulan terakhir, terus memiliki rasa pusing, bingung tentang tahta kerajaan harus diberikan kepada siap setelah ia mengundurkan dirinya. Kepada siapakan tahta kerajaan ini dipercayakan? Apakah kerajaan yang makmur ini harus dibagi dua, semata-mata untuk menunjukkan keadilan dirinya kepada kedua anak kembarnya itu?
Tidak. Itu bukan keputusan yang baik. Karena Negara akan terpecah menjadi dua dengan karakter bangsa yang mungkin akan berubah sesuai dengan gaya kepemimpinan msing-masing kedua anak kembarnya itu. Tapi sekali lagi, Negara ini harus ada penerus kepemimpinan dirinya yang sudah beranjak tua.
Kebingungan raja makin bertambah, ketika suatu malam ia bermimpi. Bahwa kedua anaknya harus segera dinikahkan, dan diberi pilihan. Satu gadis yang cantik harus ditutup dengan iringan kendaraan yang jelek. Sedangkan, putri yang parasnya biasa-biasa saja harus ditutupi dengan kendaraan yang bagus berlapis emas. Hadapkan kepada kedua anak kembarnya dan ia haru  smemilih satu untuk masing-masing tanpa mengetahui isi dari kendaraan yang ditumpangi calon istrinya tersebut. Pilihan itulah yang akan menentukan siapa yang layak  menjadi raja dan yang lainnya harus mengalah.
Tibalah pada peristiwa yang ditentukan untuk memilih putrisebagai calon p remeswari bagi kedua anak kembarnya. Anak kembar yang pertama, memilih kendaraan yang bagus dan anak kedua  memilih sisanya. Tidak ada pilihan. Ketika sudah diputuskan, maka tidak boleh ada yang menggugat karena sudah menjadi sebuah keputusan mutlak raja berdasarkan keputusan pilihan kedua anak kembarnya.
Setelah sepakat maka, kedua anak kembarnya membuka penutup kendaraan yang berisi putri-putri cantik. Namun demikian, ternyata kendaraan yang bagus, pilihan anak kembar pertama berisi putri yang biasa-biasa saja. Sedanagkan kendaraan milik anak kembar kedua, justru berisi putri yang cantik jelita. Pada akhirnya melalui kenyataan tersebut, anak kembar pertama harus menyadari kekeliruannya yakni mengikuti keingian dan hawa nafsunya. Ia hanya melihat dari luarnya saja dan menerima nasib tidak seberuntung anak kembar keduanya. Ia pun sudah berprasangka bahwa kendaraan yang bagus belum tentu berisi yang luar biasa. Ia sudah mengikuti hawa nafsu sehingga memilih yang bagus tanpa mempertimbangkan akibat dari pilihannya tersebut.
Kejadian tersebut kemudian disyahkan menjadi raja adalah anak kembar yang kedua, karena ia sudah memahami arti penghormatan kepada kakak pertamanya, Ia sudah sabar dan menerima keadaan untuk mendapatkan hak setelah orang lain menerima dan memilihnya. Ia sudah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berpikir dan memilih sesuatu sesuai kehendak dirinya dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bakat Memimpin
Bakat seseorang dalam memimpin merupakan suatu karakter, bahkan sifat yang dimiliki individu yang terjadi secara alami dan tidak dapat melepaskan diri dari diri individu yang bersangkutan. Sifat kepemimpinan dalam dirinya, cenderung mengalahkan kecerdasan, kepintaran dalam memahami strategi politik dan kemampuan ia mengutarakan berbagai keinginan dan maksud ketika dirinya memimpin masyarakat. Bakat memimpin seorang individu lebih cenderung pada sikap menyadari apa yang harus dilakukan dan melepaskan dari berbagai kungkungan teori kepemimpinan. Ia akan bertindak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan menjadi pemecahan masalah yang dihadapi oleh diri, masyarakat dan negaranya yang ia pimpin. Bakat Kepemimpinan seseorang cenderung merupakan seni perilaku/gaya seseorang dalam memimpin yang kemudian terjadi sebagai sebuah konsep kepemimpinannya. Pemimpin demikian sering muncul mengatasi  masalah melalui bentukan alami yakni seseorang ada dalam situasi tertentu dan dapat memengaruhi orang lain atau dapat menunjukkan kebolehannya terhadap orang disekelilingnya baik dalam bidang keilmuan, kepandaian dan kecerdikan semata-mata untuk memecahkan permasalahan yagn dihadapi orang banyak. Ia akan tampil memimpin masyarakat walaupun tanpa komando dan penunjukkan dirinya, bahwa ia adalah seorang pemimpin. Bakat memimpin tidak memerlukan peresmian, penobatan dan gembar-gembor dirinya sebagai pemimpin, kara ia akan terjadi dan diakui masyarakat sebagai seorang  pemimpin yang dapat melindungi dan menentramkan masyarakat.
Bakat memimpin terjadi bukan sebagai akibat kemampuan ia mempengaruhi masyarakat, karena masyarakat dengan sendirinya merasakan bahwa ia adalah pemimpin sebenarnya yagn dapat mengejawantahkan diri dan kebutuhan masyarakat. Secara ekstrim teroi genetis menyebtukan tentang bakat memimpin terjadi bahwa pemimpin itu tidak dibuat akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat alami yang luar biasa yang dibawa sejak lahir ( ditakdirkan ) menjadi seorang pemimpin.
Teori genetis, cenderung lebih terbuka, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memiliki faktos genetis dari leluhurnya terdidik secara alami melalui kepemimpinan yang terjadi dilingkungan terdekatnya.
Secara kasat mata, bakat memimpin melalui teori genetis, seseorang tidak perlu diketahui orang lain bahwa ia akan menjadi pemimpin, tapi akan langsung dibutuhkan oleh orang lain karena memiliki sosok kepemimpinan yang alami. Kepemimpinan alami, didefinsikan sebagai sebuuah sikap bahwa seorang pemimpin terjadi bukan sebagai sebuah pengkondisian oleh individu agar dikenal, dinyatakan orang yang bersangkutan memilki kelayakan menjadi seorang pemimpin, pembentukan opini public tentang dirinya yang tepat menjadi seorang pemimpin. Bakat alami tidak memerlukan itu, karena ia terjadi melalui bentukan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya.
Bakat memimpin yang sudah diimiliki individu, menjadi sebuah kenyataan adanya indra keenam tentang kepemimpinan yang dimiliki dirinya. Indra keenam ini akan menjadi aura kepemimpinan ketika ia mendapatkan pendidikan, pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup individu yagn bersangkutan. Bakat memimpin memiliki kebiasaan dan watak yang khas dimiliki individu sehingga menjadi ciri individu yang bersangkutan. Ciri khas inilah yang kemudian disebut sebagai tipe kepemimpinan.
Bakat memimpin akan menunjukkan secara alami tentang kekuasaan, charisma, Kemampuan, kehormatan, kebijakan, dan kemampuan memahami masyarakat yang dipimpinnya dan mengalahkan kekuatan factor x diluar dirinya seperti pembentukan opini public, kemampuan propaganda dan kemampuan mengancam yang terdapat pada factor x tersebut.
Simpulan
Bakat memimpin, yang menjadi pilihan masyarakat adalah bagaimana menunjukkan aura leadership (cahaya kepemimpinan) individu dengan menunjukkan kemampuan masyrakat membaca dirinya yang tampil sebagai pemimpin yang alami dan mampu memecahkan masalah masyarakat, bukan kemampuan memimpin untuk menunjukkan keinginannya sebagai seorang yang ingin memimpin melalui pemikiran dan kepintaran dirinya dalam mewujudkan keinginannya.
Pemimpin, bukan mengenalkan dirinya sebagai seorang pemimpin, tetapi pemimpin harus dapat mengukur tingkat pengenalan masyarakat terhadap tingkat kepemimpinannya. Menurut Sedangkan menurut Earl Nightingale dan Whitf Schult mengemukakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan,  kemandirian, tingkat rasa ingin tahu yang tinggi, multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam, memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan, Selalu ingin mendapatkan yang sempurna, mudah menyesaikan diri (beradaptasi), sabar dan ulet, komunikatif serta pandai berbicara , berjiwa wiraswasta, sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan berani mengambil risiko, tajam firasatnya dan adil pertimbangannya, berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan, memiliki motivasi tinggi, dan punya imajinasi tinggi.
Dengan demikian, maka kepemimpinan seseorang yang menjadi bakat dirinya semata-mata adalah kemampuan untuk menyadari siapa dirinya, dan bagaimana rasa yang terdapat dalam dirinya untuk diwujudkan melalui pikirannya, sehingga masyarakat merasa tenang dan tentram dalam kehidupan sehari-harinya.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger