BAYONGBONG, (GE).-
Kontur alam pegunungan dan cuaca yang sejuk menjadikan Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah dengan penghasil sayur-mayur terbesar di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut mengakibatkan, produk pertanian di Garut, bisa tembus pasar di luar Pulau Jawa. bahkan beberapa pasar di kota-kota besar seperti Medan, Pontianak, Pekan Baru, Riau dan Bengkulu, sangat menggantungkan suplai sayuran dari kota dodol ini.
Pendistribusian atau penjualan sayur-sayuran hasil panen di Kabupaten Garut, menembus pasar luar pulau Jawa. Selain bisa penuhi kebutuhan pasar luar pulau Jawa, untuk kebutuhan pasar lokal sendiri, kemampuan produksi pertanian di Garut sudah bisa diandalkan. Sehingga, meski telah mengirim untuk kebutuhan pasar di luar Pulau Jawa, di pasar tradisional di Garut sendiri tak mengalami kekurangan.
"Produksi sayuran di Garut banyak dikirim ke pasar Jakarta, Bandung, antar pulau juga ada," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Garut, Tatang Hidayat kepada wartawan.
Jenis sayuran yang diproduksi di Kabupaten Garut yakni jagung, ubi-ubian, kol, kentang, tomat, cabe, dan kubis. Menurut Tatang, kemampuan petani bisa menjual hasil taninya ke luar pulau, karena memiliki jaringan bagus dengan bandar luar daerah.
"Kadangkala bandar, pengusaha sudah ada hubungan emosional dengan petani, untuk saling menguntungkan," katanya
Umumnya produksi sayuran di Garut, kata Tatang sasaran pasarnya ke luar kota, karena harga jualnya cukup tinggi dibandingkan pasar lokal di Garut. Meskipun sebagian besar dikirim ke luar kota, kata Tatang, kebutuhan sayuran di Garut tidak terganggu, seluruh kebutuhan pasar lokal sudah terpenuhi.
"Meskipun umumnya menjual ke luar Garut karena harganya cukup bagus, tapi bukan berarti di Garut kekurangan, di Garut kebutuhan sayuran sudah terpenuhi," katanya, Kamis (25/4).
Sementara itu, salah seorang pengelola Sub Terminal Agrobisnis (STA) Bayongbong, Aliyudin, mengatakan setelah panen sayuran langsung ditampung di STA untuk dikemas sebelum didistribusikan ke luar pulau Jawa,
Biasanya STA Bayongbong, kata Aliyudin menjual beberapa jenis sayuran ke pasar Pontianak, Balikpapan, Bangka, Batam dan Banjarmasin.
"Harga jual lebih tinggi ke luar, daripada pasar lokal, tapi pengirimannya tergantung permintaan, biasa satu bulan tiga kali menggunakan kontainer," kata Aliyudin.
Hal senada diungkapkan oleh petani kentang asal Kampung Talaga, Desa Talaga, Kecamatan Pasirwangi, Anting (36), menurutnya sayuran hasil produksinya sudah dinanti para pengepul. Bahkan, strategi para pengepul agar hasil cocok tanamnya tak dijual ke lain orang, biasanya mereka lebih dulu menyimpan uang. Dengan cara seperti itu, kata Anting, ia tak bisa sembarangan menjual hasil buminya.
Munurut Anting, biasanya, pengepul menjual kembali hasil cocok tanamnya ke daerah di luar Pulau Jawa. Menurut Anting, harga sayuran di luar Pulau Jawa, jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di pasar lokal. (Farhan SN)***
0 comments:
Post a Comment