AKTIVITAS di Pasar Cimurah tampak cenderung sepi, Kamis (28/3). Pasar Cimurah, mulai ditinggalkan pelanggannya karena mahalnya harga barang di sana. |
KARANGPAWITAN, (GE).-
Keberadaan Pasar Cimurah, Kecamatan Karangpawitan, awalnya disambut baik oleh warga sekitar. Namun setelah berjalan beberapa waktu, para konsumen merasa tidak puas dengan harga jual barang yang dijajakan di pasar itu. Akibatnya, kini banyak warga sekitar lebih memilih berbelanja di tempat lain ketimbang di Pasar Cimurah.
Berdasarkan pantauan "GE", suasana Pasar Cimurah, tampak lengang dari pengunjung. Bahkan beberapa toko yang pernah dikontrak oleh pedagang, kini mulai ditutup dan ditinggalkan oleh para pedagang.
Salah seorang pengunjung, Warga Komplek Buana Residen, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Widia (24), mengaku kecewa dengan keberadaan Pasar Cimurah. Widia mengaku, tadinya ia berharap banyak akan keberadaan Pasar Cimurah. Ia berharap, dengan adanya Pasar Cimurah, dapat memudahkannya ketika membutuhkan sembako dan berbagai kebutuhan lainnya. Namun pada kenyataannya, kondisi Pasar Cimurah, jauh dari harapan.
"Barang yang dibutuhkan warga di sini sulit didapatkan di Pasar Cimurah. Apalagi sekarang banyak ruko yang tutup jadi semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari di Pasar Cimurah," kata Widia, Kamis (28/3).
Selain sulit mendapatkan barang yang dibutuhkan, harga barang-barang di Pasar Cimurah pun mahal. "Sama saja dengan harga di warung eceran. Jadi saya tak pernah lagi belanja di Pasar Cimurah," ungkap Widia.
Sementara itu, Salah seorang pedagang di Pasar Cimurah, Nining (32), mengaku sulit bersaing dengan pasar tradisional lainnya karena di Pasar Cimurah, tak ada penyuplai barang dari glosiran. Untuk memenuhi stok barang dagangan, Nining harus membeli lagi dari pasar terdekat seperti Pasar Ciawitali.
Pedagang lainnya, Ucu (51), beberapa bulan belakangan ini Pasar Cimurah, mulai sepi dari para penjual dan pembeli. Salah satu penyebabnya karena semakin maraknya para penjual sembako yang menjual dengan harga mahal.
Hal tersebut dipengaruhi oleh tidak adanya penyumplai barang sehingga penjual terpaksa membeli barang dari kios lain. Tidak hanya itu dan salah satu penyebabnya karena semakin maraknya para penjual sembako yang menggunakan sepeda motor dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk di wilayah itu.
Ujang Taryana (26), pegadang pisang di Pasar Cimurah menambahkan, kurangnya pengunjung mengakibatkan barang dagangannya membusuk dan tak terjual. sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat banyak.
"kalau kondisi ini terus berlangsung, mungkin usaha saya akan gulung tikar," keluh Ujang.
Menurut tokoh di Pasar Cimurah, Ucu (51), pihaknya tidak bisa melarang para pedagang keliling karena itu adalah hak warga untuk berdagang. Apalagi kehadiran pedagang keliling sedikit menguntungkan warga yang ingin berbelanja tanpa harus mengeluarkan uang lebih untuk transportasi.
”Kita juga saat ini sedang memikirkan cara, bagaimana Pasar ini bisa ramai. Padahal jika pasar beroperasi dengan baik akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Tentunya masalah ini menjadi tantangan bagi para pedagang dan pengelola pasar agar secepatnya dicarikan solusi,” kandasnya. (Dian)***
0 comments:
Post a Comment