Potensi Strategis Pengawas Ruang Ujian Nasional
Written By Garut Express on Sunday, March 31, 2013 | 7:46 AM
Potensi Strategis Pengawas Ruang Ujian Nasional
Oleh. SUTARJA
SEBAGAI pemegang otoritas tertinggi dalam ruang ujian, maka figure seorang pengawas mempunyai potensi yang sangat strategis selama berlangsungnya event ujian nasional.
Kapasitas pengawas ruang sebagai pemegang otoritas tertinggi tidak boleh diinterfensi oleh siapapun termasuk panitia, anggota panitia bahkan intstitusi tim independent sekalipun.
Merekalah para pengawas ruang yang merupakan satu-satunya institusi yang bisa diharapkan mampu menciptakan ruang ujian yang kondusif bagi peserta ujian nasional.
Dengan diterapkannya system pengawas silang pada seluruh sekolah selama uijan berlangsung maka beberapa konsekwensi logis akan muncul. Salah satunya adalah kemunculan orang-orang baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh siswa peserta ujian. Bagi pihak kelompok kerja panitia hal ini tidak menjadi masalah. Berbeda halnya dengan peserta ujian nasional, mereka akan diawasi oleh orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya.
Dengan begitu setidaknya ada beban psikologis tersendiri. Sebelum masuk ruang ujian dipastikan mereka akan saling bertanya satu dengan yang lain, siapa dan bagaimana orang yang akan mengawas di ruang ujian mereka, apakah baik, galak menegangkan atau menyenangkan.
Dalam tata tertib pengawas tercantum kalimat bahwa pengawas ruang harus duduk di depan dan mengawasi. Dua kata kunci masing-masing “ di depan dan mengawasi “ memiliki makna sebagai berikut : di depan, diharapkan pengawas tetap tenang di depan tidak mondar-mandir sehingga dapat minimbulkan perasaan tegang. Mengawasi, bukan memata-matai atau timbul kecurigaan pada peserta ujian nasional.
Tugas mengawasi juga dapat dijabarkan bahwa pengawas ruang harus memperhatikan kesejahteraan ruang selama ujian berlangsung. Kebutuhan mendasar para peserta ujian nasional seperti pensil standar 2B, penghapus dan lembar jawab komputer (LJK) yang bersih harus mendapat perhatian secara khusus. Disinilah perlunya dijalin kerjasama yang harmonis antara pengawas ruang yang sementara menjadi tamu dengan pihak kelompok kerja panitia sebagai tuan rumah.
Ketelitian pengawas ruang akan teruji saat peserta ujian mengisi biodata pada lembar jawab computer , contoh kecil ada peserta UN yang tahun lahirnya 2013. Dengan isian biodata yang benar pada seluruh peserta dalam ruang tersebut maka fungsi pengawas ruang berarti telah berhasil dari satu sisi.
Dari sisi yang lain pengawas ruang ujian juga harus mampu menciptakan suasana yang tenang dan aman. Dengan suasana tenang dan damai maka anak-anak kita peserta ujian akan dapat berpikir secara simbang antara otak kiri dan otak kanan.
Ada bagian otak tengah pada manusia, yaitu otak Reptil yang sangat berperan dalam menjaga keseimbangan fungsi kedua bagian otak yang lain. Otak reptile bekerja sebagai sebuah “ Stem system “, yaitu system pengaman yang bekerja secara instinctive otomatis. Fungsi pengaman dari otak reptile hanya akan dapat bekerja bila seseorang dalam keadaan tenang, aman, enjoy tidak dalam keadaan terancam.
Otak kiri manusia mempunyai kemampuan berpikir sistematis, logis dan numeric, sedangkan otak kanan memiliki sifat khas yaitu mampu menghafal cepat, membaca cepat dan berpikir kreatif.
Dengan terjaminnya keseimbangan kerja antara otak kanan dan otak kiri maka soal-soal yang semula tampak sulit akan tampak lebih sederhana dan menjadi lebih mudah. Khusus pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan model listening, maka suasana tenang dan rileks sangat dibutuhkan oleh peserta ujian dalam mengoptimalkan tingkat kemampuan auditifnya.
Penampilan para pengawas ruang juga diharapkan lebih “ familiarly “ , sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama peserta ujian menjadi bagian dari keluarga kita, anak-anak kita sangat membutuhkan perhatian dan motivasi yang tinggi. Hari itu juga menjadi bagian dari sejarah perjalanan hidup seorang anak manusia yang diharapkan dapat menjadi hari yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Ucapan salam dan sapaan tentang apa atau bagaimana kabar peserta ujian dapat menjadi pintu pembuka terjalinnya rasa kekeluargaan.
Dengan mengoptimalkan potensi kita sebagai pengawas ruang ujian sehingga sebagian besar dari peserta merasa puas dengan hasil pekerjaannya, maka disanalah sebenarnya kebanggaan kita yang sesungguhnya.
Dengan demikian sangat beralasan bila kita harus berlomba-lomba mengoptimalkan peran kita sebagai pengawas ruang untuk mensejahterakan seluruh anak peserta ujian nasional.
Penulis, Guru SMPN 4 Tarogong Kidul Garut
Edupreuneur AGP PGRI Jawa Barat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment