Calon Kuat jadi Bupati Garut
Written By Garut Express on Sunday, March 24, 2013 | 9:24 PM
Calon Kuat jadi Bupati Garut
JELANG menuju kursi bupati Garut menyisakan lima bulan kedepan, ternyata cukup banyak yang berminat menahkodai pemerintahan kota dodol ini. Berlombanya memburu Garut satu ini merupakan kesempatan merebut hati masyarakat, terkait kepemimpinan pemerintahan lima tahun kebelakang dipandang tak setabil bahkan dapat dikatakan gagal dalam mengelolanya. Dari alasan itulah, sejumlah kalangan dari berbagai latar belakang profesi turut ambil bagian memanfaatkan untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Garut.
Bermunculannya calon dari ketokohan non parpol, tentunya akan menjadi saingan yang tak dapat dipandang remeh oleh partai politik itu sendiri. Mereka saat ini telah bergerilya mengumpulkan dukungan dari masyarakat untuk memenuhi legalitas administrasi dari jalur perseorangan. Sementara parpol sendiri terlihat belum siap mendagangkan kadernya yang akan maju di pilkada ini. Selain masih melakukan konsolidasi, nampaknya setiap partai cukup direpotkan karena banyak kadernya diam-diam ingin maju pula.
Namun, disamping itu tentunya ada ke hati-hatian partai politik untuk menyiapkan kadernya bertarung di pilkada bupati ini. Perkembangan proses pilkada dewasa ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada tiga kunci sukses dalam pertarungan di pilkada saat ini. Pertama, popularitas. Alasan ini dapat dibuktikan dalam setiap pilkada, parpol banyak yang menggandeng artis untuk mendongkrak suara. Sekalipun artis yang dipinangnya tak ada kemampuan dalam mengelola pemerintahan yang penting populer di masyarakat.
Kedua, elektabilitas. Ambruknya kepemimpinan karena lupa gerbong yang dtumpanginya. Komitmen dan ketaatan terhadap parpol sendiri maupun parpol koalisinya, menjadi kunci penting mulusnya dalam menuju tangga kepemimpinan. Sehingga wajar, jika parpol saat ini sedang menimbang-nimbang siapa kader yang akan disiapkan. Ketiga, Logistik. Jangan harap mobilisasi yang dilakukan dapat berjalan, jika bakal calon tak memiliki modal apalagi pelit mengeluarkannya. Masyarakat sudah tidak butuh lagi memandang baligo sebesar raksasa yang biayanya pasti besar. Masyarakat lebih simpatik, apabila si calon datang ke kampungnya duduk bersama-sama sekalipun hanya diberi sebatang rokok. Parpol pun tentunya lebih mengakomodir dan tak perlu artis, apabila logistik yang dimiliki cukup kuat.
Hal yang tak bisa dikesampingkan adalah kedekatan dengan birokrasi. Alasan kenapa pilkada kerap dimenangkan oleh incumben. Bukan karena sedang berkuasa saja, melainkan menguatkan hubungan komunikasi dengan birokrasinya. Bayangkan, berapa ribu pegawai pemerintah yang tersebar. Jika komunikasinya baik, maka akan memiliki peluang yang baik pula.
Maka tak heran, apabila harus memprediksi. Peluang merebut kursi bupati Garut, masih dimiliki oleh politisi yang jejak langkahnya berpengalaman. Sebut saja, Memo Hermawan, Dedi Suryadi, Ahmad Bajuri, Lucky Lukmansyah, dr. Helmy Budiman, Agus Hamdani, termasuk Rudi Gunawan. Tetapi, kans yang masih bisa menyodok seperti, Dedi Hasan Bahtiar, Yogi Wibawa, Ade Ginanjar, bahkan Aceng HM Fikri pun memiliki kekuatan kembali.
Hanya saja, bagi calon baik dari parpol maupun perseorangan, perlu ke hati-hatian dalam mengkoordinir tim suksesnya. Menjadi tim sukses saat ini menjadi komditi. Tak memiliki kemampuan membaca peta politik dan melakukan konsolidasi yang baik, bagi kebanyakan tim sukses hal ini menjadi tidak perlu. Banyak contoh tim sukses yang tidak mengedepankan loyalitas, melainkan azas manfaat. Sehingga istilahnya bukan lagi tim sukses, tetapi sukses tim. ***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment