DEDI saat menunggu pembeli rambutan di Jalan Raya Limbangan, Kamis (13/12).* |
LIMBANGAN, (GE).-
Hampir dua pekan terakhir, pedagang buah rambutan banjiri Kabupaten Garut. Pemandangan ini tentunya sangat menggelitik pecinta buah, yang musimnya hanya datang satu kali dalam setahun. Pedagangnya akan semakin ramai saat sore hingga malam hari terutama di kota-kota di pinggiran jalan raya.
Karena musim masih baru, jumlah yang masuk ke Garut relatif terbatas, harganyapun masih mahal. Paling murah Rp 10.000 tiap ikatnya.
Dedi (31), pedagang rambutan yang menggelar dagangannya di pinggir jalan kawasan Jalan Raya Limbangan menyebutkan ia telah mulai berdagang sejak seminggu terakhir. Harga rambutan semakin turun seiring makin banyaknya rambutan masuk pasar Garut.
Kini, kata Dedi, harga rambutan masih mahal bisa berkisar antara Rp 9.000 hingga Rp 10.000 tiap ikatnya. Namun jika rambutan telah banyak masuk ke wilayah Garut harganya akan semakin murah bisa mencapai Rp 3.000 tiap ikatnya.
Setiap harinya, Dedi berjualan tidak bisa memprediksi berapa ikat yang akan habis. Namun menurutnya, diawal musim panen seperti ini biasanya warga masih banyak yang menyukai rambutan. Tapi jika sudah berlangsung beberapa minggu konsumen biasanya bosan. Jadi untuk mengantisipasi rambutannya membusuk terpaksa dijual dengan harga murah.
Saat ditanyakan kualitas rambutan yang bagus, Dedi mengatakan, rambutan jenis Aceh yang paling banyak dicari. Pasalnya selain rasanya yang manis, cara memakannya pun lebih mudah.
Guna menyiasati kejenuhan, ayah satu orang anak ini menggunakan mobil bak terbuka untuk menjajakan buah rambutannya. Menurutnya, dengan menggunakan mobil ia bisa memilih tempat sesuai selera. Jadi lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan menyewa toko.
Dalam sehari, Dedi bisa mengantongi keuntungan dari hasil jualan rambutan berkisar Rp 80.000 hingga Rp 10.000. "Cukuplah untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga dan jajan anak saya," ungkapnya kepada "GE", Kamis (13/12).
0 comments:
Post a Comment