BANYURESMI,(GE).-
Karena belum memasuki masa panen hingga sulit ditemui di pasaran, harga buah Alpukat saat ini melambung tinggi. Jika biasanya dijual seharga Rp 10 ribu per kilogram, saat ini harganya menjadi Rp 15 ribu per kilogramnya, Kamis (29/8).
Lilis (65), penjual alpukat di Kampung Lempong, Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, mengungkapkan kenaikan harga alpukat tersebut terjadi karena kurangnya pasokan barang dari petani. Padahal, permintaan buah ini cukup tinggi khususnya dari rumahkan dan lestoran.
“Untuk saat ini harganya melambung dipasaran, karena barangnya tidak ada. Ada juga petani yang mengirim barang, langsung diburu sama penjual yang lainnya,” ujarnya.
Lilis menuturkan, kurangnya barang untuk saat ini, membuat penjualan alpukat cukup tinggi meski harganya saat ini terbilang mahal. Hal tersebut dikarenakan, kurangnya barang dipasaran. Pembelinya sendiri, sampai saat ini didominasi oleh penjual es campur, rumah makan dan lestoran.
“Meski harganya mahal, tapi penjualannya cukup bagus. Karena memang saat ini barangnya masih kurang dipasaran dan tidak ada pengiriman dari luar Garut. Karena, didaerah lain juga sama kekurangan barang,” katanya. Lilis mengaku, saat ini dirinya mengandalkan pasokan alpukat dari para petani lokal yang ada tidak jauh dari tempatnya berdagang.
Agus (40) salah satu petani alpukat yang di Kampung Lempong Desa Sukaraja menjelaskan, kurangnya alpukat dipasaran saat ini karena belum musim panen. Biasanya musim alpukat terjadi dibulan April dan sudah terlewati. Makanya, saat ini adalah memang saat susah mencari buah alpukat. Jika ada, biasanya barang banyak dikirim ke luar kota.
Agus mengaku, di kebunnya, memang ada beberapa pohon alpukat yang berbuah dan siap dipanen. Namun, jumlahnya tidak banyak tidak seperti saat musim panen dimana pohon alpukat berbuah lebat.
Agus menambahkan, karena saat ini alpukat jarang ditemui di pasaran, banyak bandar yang sengaja turun ke petani dan berani membeli alpukat meski masih ada di pohon belum dipanen. Hal ini dilakukan para bandar agar saat panen nanti, alpukat tidak dijual kepada orang lain. (Awis)***
Karena belum memasuki masa panen hingga sulit ditemui di pasaran, harga buah Alpukat saat ini melambung tinggi. Jika biasanya dijual seharga Rp 10 ribu per kilogram, saat ini harganya menjadi Rp 15 ribu per kilogramnya, Kamis (29/8).
Lilis (65), penjual alpukat di Kampung Lempong, Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, mengungkapkan kenaikan harga alpukat tersebut terjadi karena kurangnya pasokan barang dari petani. Padahal, permintaan buah ini cukup tinggi khususnya dari rumahkan dan lestoran.
“Untuk saat ini harganya melambung dipasaran, karena barangnya tidak ada. Ada juga petani yang mengirim barang, langsung diburu sama penjual yang lainnya,” ujarnya.
Lilis menuturkan, kurangnya barang untuk saat ini, membuat penjualan alpukat cukup tinggi meski harganya saat ini terbilang mahal. Hal tersebut dikarenakan, kurangnya barang dipasaran. Pembelinya sendiri, sampai saat ini didominasi oleh penjual es campur, rumah makan dan lestoran.
“Meski harganya mahal, tapi penjualannya cukup bagus. Karena memang saat ini barangnya masih kurang dipasaran dan tidak ada pengiriman dari luar Garut. Karena, didaerah lain juga sama kekurangan barang,” katanya. Lilis mengaku, saat ini dirinya mengandalkan pasokan alpukat dari para petani lokal yang ada tidak jauh dari tempatnya berdagang.
Agus (40) salah satu petani alpukat yang di Kampung Lempong Desa Sukaraja menjelaskan, kurangnya alpukat dipasaran saat ini karena belum musim panen. Biasanya musim alpukat terjadi dibulan April dan sudah terlewati. Makanya, saat ini adalah memang saat susah mencari buah alpukat. Jika ada, biasanya barang banyak dikirim ke luar kota.
Agus mengaku, di kebunnya, memang ada beberapa pohon alpukat yang berbuah dan siap dipanen. Namun, jumlahnya tidak banyak tidak seperti saat musim panen dimana pohon alpukat berbuah lebat.
Agus menambahkan, karena saat ini alpukat jarang ditemui di pasaran, banyak bandar yang sengaja turun ke petani dan berani membeli alpukat meski masih ada di pohon belum dipanen. Hal ini dilakukan para bandar agar saat panen nanti, alpukat tidak dijual kepada orang lain. (Awis)***
0 comments:
Post a Comment