Home » , , » UPTD SDAP Cibatu Utamakan Pelayanan Masyarakat

UPTD SDAP Cibatu Utamakan Pelayanan Masyarakat

Written By Garut Express on Sunday, August 25, 2013 | 11:34 PM

CIBATU, (GE).-
Kawasan Garut Utara, sebenarnya banyak sawah-sawah yang dulunya produktif. Namun kini berubah menjadi sawah tadah hujan. Bahkan ada sebagian pesawahan yang sudah berubah menjadi ladang. Hal ini disebabkan, karena hutan-hutan diwilayah kita sudah tidak hijau dan tak rimbun lagi. Sehingga debet air pun menjadi berkurang. Bahkan saluran irigasi pun nyaris tak berfungsi lagi.

Unit Pelaksana Teknis Daerah Sumber Daya Air dan Pertambangan (UPTD SDAP), Kecamatan Cibatu, terus intensif mengatasi masalah kekeringan yang kerap terjadi di wilayah Garut Utara. Berdasarkan cakupannya, UPTD SDAP Cibatu, memilikin wilayah kerja  yaitu Kecamatan Karangtengah, Sukawening dan Cibatu.

Guna melayani kebutuhan pengguna air, ada lima bendung yang dikelola oleh UPTD SDAP Cibatu. Bendung Citameng I dengan wilyah arealnya seluas 507,00 hektar, Bendung Citameng II dengan areal 341,00 hektar, dan 151,00 hektar adalah areal Bendung Citemeng III, serta  areal dengan luasnya 484,00 hektar termasuk darerah Irigasi Bendung Citemeng IV. Sedangkan Daerah Irigasi Cipacing arealnya seluas 270,00 hektar.

Menurut Kepala UPTD SDAP Cibatu, Edi Kusnadi, S.Sos, menjelaskan Waktu kerja personil UPTD SDAP, demi optimalnya pelayanan dilakukan selama 24 jam jika saat musim penghujan datang. Saat ini, personil SDAP di Cibatu hanya 10 orang. Namun meski begitu semua pekerjaan dan pelayanan mampu dituntaskan dengan baik.

Edi melanjutkan, tiap orangnya rata-rata memegang 7 km Daerah Irigasi (DI). Jadi idealnya, di UPTD SDAP Cibatu, harus mencapai 30 personil. Dengan demikian, personil petugas hanya memagang 1 Km Dareah Irigasi. Sehingga para petugas bisa lebih maksimal bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Selain itu, ujar Kepala UPTD SDAP Cibatu, berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, persoalan-persoalan yang banyak ditemui adalah ketika musim kemarau. Seperti banyaknya kebocoran-kebocoran air dari irigasi untuk kebutuhan kolam sampai ada yang berani membobol pemantang irigasi. Padahal, untuk kepentingan Kolam bisa diatur dengan jalan memasang paralon.

Oleh karena itu, kata Edi, tetntunya perlu terus menyikapinya melalui sosialisasi kepada pengguna air dan berkoordinasi dengan  pihak-pihak yang terkait, bagaimana cara pengaturan, pemanfaatan dan penghematan air. Bahkan di Dinas SDAP terus melakukan kampanye bagai mana cara menghemat air.

“ Dalam rangka menjaga kelangsungan air di irigasi lancar, perlu kesadaran masyarakat  jangan sampai membuang sampah sembarangan. Sebab air merupakan sumber kehidupan,” kata Edi.

Kepala UPTD SDAP Cibatu, Edi Kusnadi, S.Sos memaparkan, Pola menghemat air dengan menanam padi via Metode SRI, tidak lepas dengan Pupuk Organik. Ternyata denga Metoda ini, adalah salah satu cara menghemat air. Karena yang dikatakan tanaman padi itu ternyata tidak begitu dominan memerlukan air. Jadi, pada hakikatnya dengan pola tanam SRI, berarti selain menghemat air, juga mengembalikan kesuburan tanah seperti tempo dulu sebelum para petani terbiasa bertani dengan budaya tani anorganik. Karena Sistem Rice Intenspecition (SRI), yang didahulukan adalah menyuburkan tanah dengan Pupuk Organik yang bisa lebih meningkatkan hasil Panen. (Ilham Amir)***
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger