CISOMPET,(GE).- Jika tidak ada aral melintang, Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Garut Selatan akan disahkan DPR RI pada November 2013 mendatang. Kabupaten Garut Selatan nantinya akan meliputi 141 desa dari 16 wilayah kecamatan yang ada di daerah selatan.
Sejumlah warga yang dimintai pendapatnya menyampaikan pandangan yang beragam. Amar (59), warga Kecamatan Cisompet, mengatakan, mendengar akan disahkannya Kabupaten Garut Selatan saja sudah merasa gembira. Sebab akan menunjang kepada peningkatan terhadap semua aspek kehidupan. Contohnya, jalan yang bagus dan pengurusan administrasi kependudukan yang tidak lebih dekat.
“Hal ieu pisan pangemut Emang bakal tiasa ningkatkeun ekonomi masyarakat. Jalaran sagala beban biaya bakal ngirangan khususna kanggo masyarakat sapertos simkuring,” katanya.
Sementara salah seorang warga Kecamatan Pameungpeuk, Misti, mengatakan, dengan akan terealisasiya Kabupaten Garut Selatan, roda pembangunan barang kali akan lebih meningkat. Apalagi di selatan ini banyak potensi alam yang belum tergali. Terpenting Sumber Daya Manusia (SDM)-nya saja yang harus dipersiapkan dengan baik. SDM itu, kata Misti, apakah yang akan duduk menjalankan roda pemerintahan atau warga itu sendiri.
Sementara itu, tokoh masyarakat Kecamatan Banjarwangi, Wawan Rusnawan, S.Pd, M.Pd (49), menjelaskan, pada hakekatnya berdirinya Kabupaten Garut Selatan setuju saja. Karena memang Garut sudah terlalu banyak sampai ada 42 kecamatan.
“Cuma, apakah sudah siap dari mulai Sumber Daya Manusianya, baik di bidang pemerintahan maupun para pengusaha untuk mendongkrak perekonomian. Selanjutnya di bidang infrastruktur sarana prasarananya. Kalau wacana ibu kota di Kecamatan Mekar Mukti yang nota bene belum ada prasarana apa-apa, apakah tidak akan menghambat terhadap jalannya roda pemerintahan nanti?” katanya.
Karena itu, Wawan menyarankan, kepada elit politik dan Presidium Pembentukan Kabupaten Garut Selatan, jangan sampai yang maksudnya ingin mensejahterakan masyarakat malah terbalik jadi lebih sengsara.
Warga Banjarwangi lainnya, Husen (52), mengatakan, kurang mengetahui pasti mengenai pendirian Kabupaten Garut Selatan. Hanya mendengar selintas lalu.
“Ah, bade misah bade moal oge kanggo Emang mah teu pangaruh. Emang mah jeung barudak rek misah rek henteu ge kumaha brehna we. Asal beubeulieun murah, jalan sing hade, jeung para pamingpin ulah poho ka jelema leutik saperti Emang. Anu sapopoena ngan buburuh macul di sawah atawa di kebon. Jeuing omat ulah korupsi. Ker mah kakara kabupaten anyar, pek teh aya nu korupsi. Ah kacida we etamah,” katanya. (Iwan Setiawan/H. Uloh)***
Sejumlah warga yang dimintai pendapatnya menyampaikan pandangan yang beragam. Amar (59), warga Kecamatan Cisompet, mengatakan, mendengar akan disahkannya Kabupaten Garut Selatan saja sudah merasa gembira. Sebab akan menunjang kepada peningkatan terhadap semua aspek kehidupan. Contohnya, jalan yang bagus dan pengurusan administrasi kependudukan yang tidak lebih dekat.
“Hal ieu pisan pangemut Emang bakal tiasa ningkatkeun ekonomi masyarakat. Jalaran sagala beban biaya bakal ngirangan khususna kanggo masyarakat sapertos simkuring,” katanya.
Sementara salah seorang warga Kecamatan Pameungpeuk, Misti, mengatakan, dengan akan terealisasiya Kabupaten Garut Selatan, roda pembangunan barang kali akan lebih meningkat. Apalagi di selatan ini banyak potensi alam yang belum tergali. Terpenting Sumber Daya Manusia (SDM)-nya saja yang harus dipersiapkan dengan baik. SDM itu, kata Misti, apakah yang akan duduk menjalankan roda pemerintahan atau warga itu sendiri.
Sementara itu, tokoh masyarakat Kecamatan Banjarwangi, Wawan Rusnawan, S.Pd, M.Pd (49), menjelaskan, pada hakekatnya berdirinya Kabupaten Garut Selatan setuju saja. Karena memang Garut sudah terlalu banyak sampai ada 42 kecamatan.
“Cuma, apakah sudah siap dari mulai Sumber Daya Manusianya, baik di bidang pemerintahan maupun para pengusaha untuk mendongkrak perekonomian. Selanjutnya di bidang infrastruktur sarana prasarananya. Kalau wacana ibu kota di Kecamatan Mekar Mukti yang nota bene belum ada prasarana apa-apa, apakah tidak akan menghambat terhadap jalannya roda pemerintahan nanti?” katanya.
Karena itu, Wawan menyarankan, kepada elit politik dan Presidium Pembentukan Kabupaten Garut Selatan, jangan sampai yang maksudnya ingin mensejahterakan masyarakat malah terbalik jadi lebih sengsara.
Warga Banjarwangi lainnya, Husen (52), mengatakan, kurang mengetahui pasti mengenai pendirian Kabupaten Garut Selatan. Hanya mendengar selintas lalu.
“Ah, bade misah bade moal oge kanggo Emang mah teu pangaruh. Emang mah jeung barudak rek misah rek henteu ge kumaha brehna we. Asal beubeulieun murah, jalan sing hade, jeung para pamingpin ulah poho ka jelema leutik saperti Emang. Anu sapopoena ngan buburuh macul di sawah atawa di kebon. Jeuing omat ulah korupsi. Ker mah kakara kabupaten anyar, pek teh aya nu korupsi. Ah kacida we etamah,” katanya. (Iwan Setiawan/H. Uloh)***
0 comments:
Post a Comment