Dugaan Manipulasi Dukungan Calon Independen

KOTA, (GE).-
Ada yang mengagetkan jika mencermati berkas dukungan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Garut dari jalur perseorangan. Pertama, banyak warga yang mengaku namanya dicatut oleh pasangan calon independen sehingga fotokopi KTP dan tandatangannya ada di berkas dukungan pasangan tersebut, padahal tak merasa memberi dukungan. Kedua, jumlah dukungan di berkas dukungan pasangan independen banyak yang melebihi angka daftar pemilih tetap (DPT).

Mengenai keluhan warga atas pencatutan namanya di berkas dukungan, terungkap dari hasil verifikasi Petugas Pemungutan Suara (PPS) di beberapa kecamatan. Dari hasil verifikasi terlihat bahwa banyak warga yang merasa tidak mendukung satu pasangan namun ternyata KTP dan tandatangannya ada dalam berkas dukungan pasangan tersebut.

Salah seorang warga Kampung Kayulaka, Desa Mekarasih, Kecamatan Malangbong, Dodo Karman, di antaranya. Ia mengaku kaget namanya tercantum dalam lembar dukungan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Garut dari jalur independen. Lebih herannya lagi, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan tanda tangannya ada di semua pasangan calon.

"Bukan hanya saya saja yang dicatut nama untuk mendukung salah seorang pasangan calon, warga lainnya pun sama," kata Dodo, Jumat (17/5).

Dodo mengatakan, dirinya telah menandatangani surat B3 sebagai bentuk penolakan terhadap pencatutan namanya dalam lembar dukungan pasangan calon.

Dodo menambahkan, dari tujuh pasangan calon yang sedag diverifikasi ke warga Desa Mekarsari, ia tercantum di semuanya. "Di ketujuh pasangan tersebut nama saya ada. Ini benar-benar mengherankan," kata Dodo.

Ia berharap, pencatutan nama seperti ini mendapatkan perhatian khusus dari institusi penyelenggara pemilu di Kabupaten Garut. Pasalnya, jika hal tersebut dibiarkan terus menerus, akan mencederai proses penyelenggaraan Pemilu di Garut.

Hal senada disampaikan anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Cikarag, Kecamatan Malangbong, Uhi. Menurutnya entah apa penyebabnya banyak dukungan ganda di desanya. Ia mengaku heran dari 5 pasangan calon yang masuk, terdapat dukungan sejumlah 6.536 orang. Padahal hak pilih di Desa Cikarag hanya 4.980 orang. Jadi terdapat ketimpangan sejumlah 1.300 dukungan dari ke lima dukungan yang masuk.
Kejadian serupa terjadi di Desa Mekarasih, Kecamatan Malangbong. Salah seorang petugas PPS, Iwan Ridwan, mengatakan, banyak dukungan dan data ganda di desanya. Jadi menurutnya, dalam proses verifikasi saat ini dibutuhkan ketelitian ekstra.

"Meski banyak ditemukan sejumlah kejanggalan, namun tidak bisa dikatakan mereka tak lolos verifikasi. Pasalnya saat ini, proses verifikasi masih berlangsung sampai (21/5)," kata Iwan.

Kejanggalan dukungan lainnya terjadi di Kecamatan Bayongbong. Ketua Panwas Bayongbong, A. Margana, mengatakan, telah terjadi penggelembungan dukungan di dua desa di Kecamatan Bayongbong. Di Desa Karyajaya, sedang diverifikasi berkas dukungan dari tujuh pasangan calon. Namun, katanya, belum juga diverifikasi, ketimpangan jumlah dukungan itu sudah tampak mencolok. Jumlah Daftar Pemilih Sementara (DPS) di Karyajaya sebanyak 3.086, namun jumlah dukungan untuk tujuh pasangan tersebut sebanyak 4.202 orang.

Selain itu, kata Margana, di desa lainnya yaitu di Desa Mulyasari, terdapat ketimpangan jumlah dukungan. Berdasarkan data di PPS Desa Mulyasari, jumlah DPS ada 5.041 orang. Sementara dukungan yang masuk dari 6 pasangan jumlahnya mencapai 6.609 orang.

Jika melihat data tersebut, Margana sebagai Ketua panwas di Kecamatan Bayongbong, menaruh kecurigaan, selain banyak data ganda, warga yang masuk dalam jumlah dukungan pun tak hanya tercatat di salah seorang pasangan saja.

"Ada salah seorang warga tercatat di tujuh pasangan calon," jelasnya.

 Namun meski begitu, kata Margana, berbagai temuan tersebut belum menentukan kegagalan pasangan calon yang bersangkutan. (Totoh/Farhan SN)***