Asisten Perekonomian Setda Garut, Ir. H. Edi Muharam, M.Si menyematkan secara simbolis kepada salah satu penggiat seni daerah di Kabupaten Garut.* |
Peningkatan Sumberdaya Manusia Bidang Kesenian
Selamatkan Seni Budaya Daerah
GARUT KOTA, (GE).- TAK bisa dipungkiri, gaung seni budaya tradisional di tengah gencarnya arus globalisasi dan informasi dewasa ini jauh dari harapan. Rendahnya kesadaran dan motivasi masyarakat untuk melestarikan warisan leluhur ini menjadi salah satu penyebabnya. Untuk itu, diperlukan sebuah langkan strategis guna melestarikan budaya daerah.
Sebab, bila tidak mempunyai startegi dan proteksi handal, suatu saat nanti seni budaya asli warisan leluhur bangsa akan luntur bahkan punah dengan sendirinya. Kurang mampunya para penggiat seni mengelola dan melestarikan seni budaya menjadi lebih menarik lagi. Ada tugas yang mesti dipikirkan bersama, sehingga seni budaya asli tidak ditinggalkan. Di tengah gencarnya arus globalisasi, pekerjaan para penggiat seni tradisional supaya mampu bersaing dengan seni budaya asing dan modern.
Hal tersebut terungkap dalam acara Peningkatan Sumberdaya Manusia Bidang Kesenian di Aula Local Education Center (LEC), Rabu (28/10) yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut.
Acara yang diikuti sekitar 80 pimpinan Grup Lingkung Seni dan Sanggar Seni se-Kabupaten Garut ini, diharapkan menjadi awal kebangkitan kembali seni budaya daerah dewasa ini. Sebab, hari ini, masyarakat kita lebih mengenal budaya asing daripada budaya asli, budaya “buhun”.
Asisten Perekonomian Setda Garut, Ir. H. Edi Muharam, M.Si di hadapan seluruh peserta mengungkapkan, menariknya kemasan seni budaya asing, menjadikan warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Oleh karena itu, jangan salah ketika masyarakat terutama para generasi muda lebih memilih budaya asing dibanding budaya asli.
Edi menambahkan, belum lagi akibat arus globalisasi dan revolusi informatika mengakibatkan kebudayaan suatu bangsa dihadapkan pada peradaban dunia. Peradaban tidak selalu positip bagi sendi-sendi budaya suatu bangsa. “Maka bila tidak melakukan proteksi, hal ini merupakan isyarat kematian bagi budaya asli,” jelas Edi.
Pertanyaannya, apa yang mesti dilakukan oleh masyarakat kita untuk membendung pengaruh tersebut? Salah satunya dengan memperkuat seni budaya kita. Dikatakan Edi, dengan cara mengintensifkan upaya-upaya penggalian, pelestarian, pembinaan, pengembangan seni budaya asli. Hal tersebut merupakan upaya pendidikan dan pembinaan seni budaya kepada anak-anak serta masyarakat secara umum.
H. Edi menjelaskan, dalam sektor kepariwisataan, kesenian merupakan daya tarik yang tak kalah pentingnya dari pesona alam. Antara pariwisata dan kesenian tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berhubungan dan saling berkaitan. Ketika seni dikaitkan dengan pariwisata dan dimanfaatkan sebagai daya tarik para wisatawan, maka seni dapat dijadikan komoditi. “Hal ini berarti dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan pendapatan bagi daerah setempat,” tegas H. Edi.
Acara tersebut dihadiri musisi kondang, Dwiki Darmawan sebagai konsultan seni di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kadisbudapar Garut, Hj. Yatie Rochayati, SH, M.Si, Dadang Jaohari dari Even Organizer Republik Entertainment dan Akademisi dari STSI Bandung, M. Ade Rudiana.
Sementara itu, Kadisbudpar Kabupaten Garut, Hj. Yatie Rohayati, SH, M.Si melalui Kasi Nilai Tradisional dan Bahasa, Wawan S,S.Sn, menerangkan, kegiatan peningkatan SDM bidang kesenian ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut difokuskan pada bagaimana meningkatkan managemen, pemasaran dan proses kreatif seni budaya daerah. Bahkan, kegiatan akan disambung dengan studi banding kepada pengelola budaya daerah yang sudah berhasil di tingkat nasional maupun internasional, yaitu Saung Udjo Bandung. (Farhan Aolia)***
0 comments:
Post a Comment