PERSONIL grup tari SDN Regol 13 “Kapiraray” sedang mempertontonkan keahliannya di atas pentas. |
Ekstrakurikuler SDN Regol 13
Puluhan Siswa Ikuti UAS Seni Karawitan Sunda
GARUT KOTA,(GE).- Siswa SDN Regol 13 Kecamatan Garut Kota asyik memperlihatkan kebolehannya dalam menari, di Aula GOR PGRI Garut Kota, Kamis (20/12). Bukan sedang mengikuti acara perlombaan. Namun mengikuti ujian akhir semester (UAS) ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pelajaran ekstrakurikuler Karawitan Sunda. Pihak sekolah menamai mata pelajaran ekstrakurikuler ini sebagai Pangatikan Karawitan Sunda Kiansantang (Pakarsa).
Sekira 40 siswa-siswi sekolah dasar yang lebih dikenal dengan sebutan SDN Kiansantang itu mengikuti UAS tersebut. Mereka berasal dari siswa kelas 3 hingga kelas 6 yang selama ini menekuni pelajaran ekstrakurikuler Pakarsa. Tidak hanya dalam tari-tarian, sejumlah siswa lainnya mempertontonkan kesenian Sunda lainnya, yakni rampak kacapi dan kendang. Jenis tari-tarian yang diperagakan antara lain tari jaipong, dewi, tari merak, serta jenis tari kreasi dan modern.
Tiga juri yang didatangkan dari luar sekolah nampak serius mengamati penampilan para siswa. Ketiga juri dimaksud yaitu Destri Srimulyani, S.Pd, Dani Kusdiana, dan Candra MG. Sementara, para orang tua setia menyemangati anaknya dari bangku penonton. Berada di tengah mereka, Kepala SDN Regol 13, Asep
Hidayat Paweka, S.Pd, M.Pd. Acara berlangsung dari pagi hingga sore hari sekira pukul 15.00 WIB.
Di kategori tari, peringkat 10 besar dihuni Reskina, Nabila, Tania, Nadila, Weli, Filda, Isma, Sabrina, Mima, dan Syahira. Enam siswi yang disebutkan paling awal merupakan personil dari grup tari SDN Regol 13 “Kapiraray”. Nilai tertinggi di rampak kecapi diraih Yesa Hanina, Wanda, dan Intan Sartika. Sedangkan, tiga besar peraih nilai tertinggi pada rampak kendang yaitu Irsyad, Arifa, dan Anantariksa.
Kepala SDN Regol 13, Asep Hidayat Paweka, S.Pd, M.Pd., di sela-sela acara, menjelaskan, penyelenggaraan UAS untuk pelajaran ektrakurikuler Pakarsa merupakan implementasi dari kurikulum yang dikembangkan sekolah. Selain memberikan penilaian secara akademis, juga untuk melihat secara jelas perkembangan siswa peserta ekstrakurikuler Pakarsa.
“Dengan kegiatan seperti ini, orang tua bisa melihat secara langsung kemampuan anak-anaknya. Hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dijalani,” katanya.
Sementara itu, guru pelajaran ekstrakurikuler Pakarsa, Yulis Nurparidah, S.Pd, menjelaskan, pelajaran ekstrakurikuler Paskara digelar dua kali seminggu, setiap Senin dan Jumat. Ia tidak sendirian, namun ada dua guru pembimbing lainnya. Siswa diberi kebebasan memilih jenis kesenian yang akan dipilihnya. Tetapi, tetap diarahkan sesuai dengan bakat dan kemampuan awal yang paling tepat.
Ditambahkan Yulis, pelajaran ekstrakurikuler Pakarsa telah membuktikan hasil dengan beragam prestasi. Seperti melahirkan grup tari “Kapiraray” yang sarat prestasi dan kerap menghibur dalam acara-acara internal sekolah. Selain itu, berhasil mencetak Rizki Putra P., Mizan Ali Jamjami, dan Aldi menjadi trio seniman rampak kendang yang patut diandalkan. (Firman)***
0 comments:
Post a Comment