Home » , » Warga Talegong Tak Perlu Direlokasi

Warga Talegong Tak Perlu Direlokasi

Written By Garut Express on Tuesday, February 26, 2013 | 7:20 PM

Warga Talegong Tak Perlu Direlokasi


SEMENTARA itu, terkait bencana longsior yang terjadi di Kecamatan Talegong, Jum’at (15/2) lalu, aktivitas warga Kampung Pasir Angin dan Kampung Cilamping Desa Sukalaksana, Kec. Talegong, kini perlahan kembali normal.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun sempat menerjunkan tim melakukan pemantauan dan pengkajian ke daerah itu. Namun hampir dipastikan, kendati warga masih dihinggapi trauma atas bencana longsor tersebut, tidak akan ada langkah relokasi.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Zatzat Munazat, didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Agus Saepudin, sampai saat ini, hasil pantauan di lapangan, kondisi longsoran tidak ada perubahan. Meskipun surat resminya belum turun, dan baru secara lisan, PVMBG menilai tidak perlu ada relokasi warga.

“Apalagi, kondisi semua wilayah Talegong sendiri memang seratus persen seperti itu," jelas Zatzat
Selain itu, tambah Zatzat, lokasi terjadi longsor di Kampung Pasir Angin tidak mengarah langsung ke pemukiman melainkan agak jauh. Panjang longsor mencapai sekitar 1.500 meter dengan ketinggian kurang lebih 30 meter, dan lebar sekitar 100 meter, serta tebal tanah sekitar 10 meter. Longsoran tanah hanya menerjang areal persawahan dan kebun warga seluas sekitar 30 hektare.

Memang, tidak ada bangunan rumah terkena longsoran tersebut, kecuali sebuah bangunan saung tempat beristirahat petani. "Tidak ada rumah rusak terkena longsor. Hanya ada longsoran tanah sampai di halaman rumah warga," tegas  Zatzat.

Agus menambahkan, wilayah Talegong memiliki topografi berbukit-bukit dan tanahnya labil, sehingga rawan terjadi bencana longsor maupun pergerakan tanah. Sulit sekali menemukan tanah lapang di wilayah selatan Garut yang berjarak sekitar 128 kilometer dari kota Garut tersebut.

Agus menuturkan, bencana longsor pada 15 Februari 2013 itu diduga lebih disebabkan adanya kejenuhan tanah, dan getaran kendaraan pengangkut hasil bumi yang lalu lalang di atas jalan desa, persis di atas lokasi bukit yang longsor. "Soalnya, kita lihat ke lapangan, kawasan lokasi longsor itu masih berupa hutan lebat, dan memang merupakan daerah sumber mata air," tandas Agus. (Awis)***
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger