Sampah memang menjadi problema semua wilayah perkotaan, termasuk perkotaan Garut. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Kabupaten Garut, Drs. Toni T. Somantri, M.Si, produksi sampah di lima kecamatan yang termasuk kawasan perkotaan mencapai 1.416,3 m3/hari, sedangakan daya angkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya 30 persennya atau 432 m3/hari.
"Kelima kecamatan tersebut yakni Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Bayuresmi, dan Kecamatan Karangpawitan," jelas Toni, Kamis pekan lalu.
Menurut Toni, ada berbagai kendala muncul dalam penanganan sampah, di antaranya kekurangan SDM, anggaran yang minim, peralatan yang tak memadai dan sebagainya.
"Untuk tahun 2013 ini, anggaran Dinas LHKP untuk penanganan sampah hanya Rp 2,8 miliar, padahal dana yang dibutuhkan sekitar Rp 4 miliar," jelasnya.
Toni yakin anggaran sebesar itu bisa menangani sampah di setiap kecamatan terutama untuk 10 kecamatan yang produksi sampahnya terus meningkat. Kesepuluh kecamatan tersebut di antaranya Cikajang, Cisurupan, Samarang, Pasirwangi, Sukawening, Wanaraja, Limbangan, Bayongbong, Malangbong, dan Kecamatan Bungbulang.
Toni menjelaskan, di sisi lain kondisi sarana prasarana (mobil angkut sampah) pun masih kurang, bahkan yang ada pun banyak yang tak bisa dioperasikan karena dalam kondisi rusak. "Selain itu, petugas sampah yang ada di LHKP pun semakin berkurang karena banyak yang jadi PNS di usia tua, sehingga banyak yang pensiun,“ katanya.
Faktor lain kenaikan produksi sampah, lanjut Toni, bertambahnya jumlah penduduk, pergeseran mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor perdagangan dan industri.
"Selain itu peningkatan jumlah kunjungan wisata juga berdampak pada peningkatan produksi sampah. Dan satu hal lagi, kesadaran masyarakat untuk menangani sampah pun masih rendah," ujarnya. (NRH)***
0 comments:
Post a Comment