Selaawi, (GE),- Akibat dari bencana longsor Gunung Palasari di Kawasan Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi bulan April yang lalu, sekitar 25 ha kebun milik warga sekitar tertimbun. Bencana tersebut juga mengakibatkan badan sungai Cikakak yang mengalirkan air dari mata air Ciseaheun ikut raib tergusur longsor.
Selang dua minggu kemudian longsor kembali terjadi hingga 3 kali berturut turut, kondisi ini akhirnya mengakibatkan areal persawahan warga terancam kekeringan. Ketua RW 07, Jaja mengatakan, guna mengantisifasi kekurangan air yang mengancam kekeringan sawah blok Cikakak seluas 10 hektar, salah satu jalan alternatif adalah mengambil air dengan cara pipanisasi dari Desa Samida yang jaraknya sejauh 2800 m.
Jaja menambahkan, kebutuhan yang diperlukan yaitu pipanisasi paralon sebanyak 78 lente dengan menggunakan ukuran Paralon 4 inc. Hal itu, harus segera dilakukan, agar air yang mengalir lancar jangan sampai banyak hambatan.
Saat diminta tanggapannya , salah satu tokoh masyarakat Kp. Cikakap H. Mansur menyebutkan harapan dan keinginan mulia warga terkendala masalah anggaran. Padahal jikalau pipanisasi itu terwujud, air yang di ambil dari Desa Samida, bukan hanya bisa dinikmati oleh 150 KK (Kepala Keluarga) warga Kampung Cikakak tapi juga pesawahannya, bisa mengairi Kampung Cibobos, Putrajawa dan Burujul paparnya. Apabila tidak segera mengambil air dari mata air Samida, Jelas H. Mansur, Pesawahan Cikakak bisa terancam kekeringan, dan Petani tidak bisa lagi menanam padi seperti biasa.
Terkait dengan harapan dan unek-unek masyarakat Kampung Cikakak tersebut, Siti Mufattahah, Psi. selaku anggota DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Demokrat untuk Dapil Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya yang diwakili Yadi, Yana dan Takur, langsung memberikan sumbangan kepada warga Kampung Cikakak sebagai bentuk stimulus buat merealisasikan pipanisasi. Bantuan yang diberikan dari wakil rakyat tersebut langsung disambut gembira warga Kp. Cikakak. “Kami tidak melihat besar kecilnya sebuah bantuan, tapi yang kami lihat adalah wujud kepedulian wakil rakyat yang benar-benar memperhatikan dan mewakili masyarakat, “tegas salah seorang warga Kampung Cikakak. ( Ilham Amir)***
Selang dua minggu kemudian longsor kembali terjadi hingga 3 kali berturut turut, kondisi ini akhirnya mengakibatkan areal persawahan warga terancam kekeringan. Ketua RW 07, Jaja mengatakan, guna mengantisifasi kekurangan air yang mengancam kekeringan sawah blok Cikakak seluas 10 hektar, salah satu jalan alternatif adalah mengambil air dengan cara pipanisasi dari Desa Samida yang jaraknya sejauh 2800 m.
Jaja menambahkan, kebutuhan yang diperlukan yaitu pipanisasi paralon sebanyak 78 lente dengan menggunakan ukuran Paralon 4 inc. Hal itu, harus segera dilakukan, agar air yang mengalir lancar jangan sampai banyak hambatan.
Saat diminta tanggapannya , salah satu tokoh masyarakat Kp. Cikakap H. Mansur menyebutkan harapan dan keinginan mulia warga terkendala masalah anggaran. Padahal jikalau pipanisasi itu terwujud, air yang di ambil dari Desa Samida, bukan hanya bisa dinikmati oleh 150 KK (Kepala Keluarga) warga Kampung Cikakak tapi juga pesawahannya, bisa mengairi Kampung Cibobos, Putrajawa dan Burujul paparnya. Apabila tidak segera mengambil air dari mata air Samida, Jelas H. Mansur, Pesawahan Cikakak bisa terancam kekeringan, dan Petani tidak bisa lagi menanam padi seperti biasa.
Terkait dengan harapan dan unek-unek masyarakat Kampung Cikakak tersebut, Siti Mufattahah, Psi. selaku anggota DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Demokrat untuk Dapil Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya yang diwakili Yadi, Yana dan Takur, langsung memberikan sumbangan kepada warga Kampung Cikakak sebagai bentuk stimulus buat merealisasikan pipanisasi. Bantuan yang diberikan dari wakil rakyat tersebut langsung disambut gembira warga Kp. Cikakak. “Kami tidak melihat besar kecilnya sebuah bantuan, tapi yang kami lihat adalah wujud kepedulian wakil rakyat yang benar-benar memperhatikan dan mewakili masyarakat, “tegas salah seorang warga Kampung Cikakak. ( Ilham Amir)***
0 comments:
Post a Comment