Home » , » Dua Abad Garut Tak Ada Lebihnya

Dua Abad Garut Tak Ada Lebihnya

Written By Garut Express on Tuesday, February 26, 2013 | 7:10 PM

Dua Abad Garut Tak Ada Lebihnya


JIKA Pemerintahan Kabupaten Garut tidak sedang dirudung masalah, tentunya suasana menyambut dan memperingati 200 tahun hari jadi Kabupaten Garut pastinya akan jauh lebih semarak. Prosesi 2 Abad Garut tak ubahnya peringatan biasa yang lazim dalam menyambut hari-hari besar. Berbeda dengan rencana yang terdengar sebelumnya. Dalam memperingati 2 Abad Garut, akan dikemas sedemikian rupa karena sebagai tonggak sejarah dalam keberlangsungan sebuah daerah yang usianya 2 abad.

Dibayangkan, hajat masyarakat Kabupaten Garut akan berlangsung meriah di setiap wilayah dengan berbagai apresiasi kegiatan. Moment 2 abad, dikira bakal menyedot perhatian baik seluruh masyarakat Garut maupun luar daerah. Yah, paktanya memang tetap dingin. Hanya sebuah spanduk di tiap kantor yang berlogo 2 abad Garut hasil sayembara beberapa bulan lalu. Kemudian lomba-lomba yang digelar sejumlah intansi. Cenderung ini hanya hajat pemerintah daerah, tanpa melibatkan masyarakat secara menyeluruh.
Pada prosesi penyerahan hadiah di Pendopo kemarin, sejumlah pejabat mengakui kegiatan itu terasa hambar, seakan kegiatan pelepasan perpisahan Bupati Garut bukan hajat 2 abad Garut. Malam itu hanya dihadiri pejabat eksekutif, muspida dan beberapa kalangan pengusaha dan masyarakat penerima penghargaan. Tak satu orang pun anggota DPRD hadir, seakan membalas karena pada paripurna bupatinya tidak hadir di gedung DPRD.

Bisa saja, dinginnya peringatan 2 Abad Garut ini karena terjadi perubahan tanggal dan bulan hari Jadi Kabupaten Garut. Karena perubahan perda, hari jadi Garut biasannya di peringati tiap 17 Maret, kini berubah menjadi 17 Pebruari. Konon perubahan waktu ini tanpa melalui konsultasi dengan tokoh-tokoh maupun kasepuhan Bulubur Limbangan, sehingga Di daerah Limbangan sebagai cikal bakal berdirinya kabupaten, tak memperdulikan terjadinya pergeseran waktu yaang dilakukan oleh pemerintah daerah. Salah satu pimpinan pesantren Limbangan sempat mengatakan, kajian perubahan waktu hari jadi Garut dilakukan semena-mena.

Ada anekdot yang cukup menggelitik, tatkala para pejabat melakukan kunjungan ke makam para pahlawan dan bupati terdahulu. Konon kuncen kaget karena dianggap “samalangsa” rombongan bupati dan wakil bupati yang diikuti pejabat birokrasi datang mengunjungi makam. Tentunya kaget ketika diberitahui bahwa rombongan akan melakukan “nyekar” dalam rangka memperingati hari jadi Garut. Ternyata, jika setiap kegiatan termasuk bentuk religius hanya sekedar dilakukan seremonial, tentunya hasilnya pun akan terasa kosong dan hambar. Yah, kekuatan jiwa yang hampa akan menghasilkan kehampaan pula. Tak ubahnya sebuah doa, sekedar letupan bibir tanpa kekuatan fibrasi hati.***


Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger