Peringatan HUT RI ke 68 baru saja diperingati bangsa Indonesia. Wujud syukur atas kemerdekaan itu ditandai dengan beragam kegiatan baik yang bersifat seremonial maupun lomba – lomba 17 an. Meriahnya peringatan kemerdekaan RI di segala penjuru tentu membangkitkan optimisme bahwa kebanggaan sebagai bangsa tetap terpatri di hati masyarakat. Tetapi di sisi lain, hal itu ternyata tidaklah cukup bagi kita untuk mengatakan, bangsa Indonesia sudah merdeka, karena dalam beberapa hal, nyatanya kemerdekaan itu belm sepenuhnya dirasakan, salah satunya dibidang pendidikan
Demikian pendapat seorang praktisi pendidikan di Kabupaten Garut, Karnata Adiwiria, S.Pd saat berbincang dengan GE, Minggu, (18/8). Menurutnya, pendidikan Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena, pendidikan seyogyanya harus mampu membebaskan (memerdekakan), manusia dari kejahiliahan (kebodohan) menjadi manusia yang mapan (madani) atau paripurna , karena pendidikan sesuai tujuan dalam UUD 45 adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya meliputi : jiwa, raga serta ahlaknya.
Namun yang terjadi dewasa ini lanjut Karnata, pendidikan Indonesia belum mampu membentuk manusia yang diharapkan, karena yang terjadi justru banyak orang pintar secara akademik tapi tidak secara ahlak, itulah yang menyebabkan banyak manusia Indonesia mulai dari pelajar , rakyat sampai para para pejabat atau aparatur negara yang melakukan tindakan penyimpangan sosial seperti, korupsi dan kolusi, padahal jelas mereka orang yang berpendidikan . “ Tentu dalam hal ini ada pekerjaan rumah besar bagi pendidikan Indonesia yang perlu diperbaiki dari semua aspek, dan inilah salah bukti bahwa pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merdeka,” katanya
Karnata melanjutkan, ada banyak parameter yang membuktikan pendidikan Indonesia belum sepenuhnya merdeka, antara lain, pendidikan berkualitas belum dirasakan seluruh lapisan masyarakat, biaya pendidikan cukup mahal dan tidak terjangka rakyat kebanyakan terutama di tingkat menengah dan perguruan tinggi dan minimnya sarana prasaana pendidikan terutama di daerah-daerah pelosok.” Yang tak kalah pentingnya, para pendidik kita juga belum sepenuhnya merdeka dari budaya kerja yang seharusnya seperti layaknya seorang profesional,” ungkapnya
Karnata berharap, momentum peringatan HUT RI yang ke 68 menjadi refleksi bagi seluruh stake holder pendidikan untuk memerdekakan pendidikan Indonesia dalam arti sesungguhnya sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa *** HMP
Demikian pendapat seorang praktisi pendidikan di Kabupaten Garut, Karnata Adiwiria, S.Pd saat berbincang dengan GE, Minggu, (18/8). Menurutnya, pendidikan Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena, pendidikan seyogyanya harus mampu membebaskan (memerdekakan), manusia dari kejahiliahan (kebodohan) menjadi manusia yang mapan (madani) atau paripurna , karena pendidikan sesuai tujuan dalam UUD 45 adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya meliputi : jiwa, raga serta ahlaknya.
Namun yang terjadi dewasa ini lanjut Karnata, pendidikan Indonesia belum mampu membentuk manusia yang diharapkan, karena yang terjadi justru banyak orang pintar secara akademik tapi tidak secara ahlak, itulah yang menyebabkan banyak manusia Indonesia mulai dari pelajar , rakyat sampai para para pejabat atau aparatur negara yang melakukan tindakan penyimpangan sosial seperti, korupsi dan kolusi, padahal jelas mereka orang yang berpendidikan . “ Tentu dalam hal ini ada pekerjaan rumah besar bagi pendidikan Indonesia yang perlu diperbaiki dari semua aspek, dan inilah salah bukti bahwa pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merdeka,” katanya
Karnata melanjutkan, ada banyak parameter yang membuktikan pendidikan Indonesia belum sepenuhnya merdeka, antara lain, pendidikan berkualitas belum dirasakan seluruh lapisan masyarakat, biaya pendidikan cukup mahal dan tidak terjangka rakyat kebanyakan terutama di tingkat menengah dan perguruan tinggi dan minimnya sarana prasaana pendidikan terutama di daerah-daerah pelosok.” Yang tak kalah pentingnya, para pendidik kita juga belum sepenuhnya merdeka dari budaya kerja yang seharusnya seperti layaknya seorang profesional,” ungkapnya
Karnata berharap, momentum peringatan HUT RI yang ke 68 menjadi refleksi bagi seluruh stake holder pendidikan untuk memerdekakan pendidikan Indonesia dalam arti sesungguhnya sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa *** HMP
0 comments:
Post a Comment