Home » , , » Panglima DI Bertobat Ucapkan Kalimat Syahadat

Panglima DI Bertobat Ucapkan Kalimat Syahadat

Written By Garut Express on Monday, August 19, 2013 | 10:11 PM

CARINGIN,(GE).- Sepak terjang Sensen Komara yang mengklaim menghidupkan kembali Negara Islam Indonesia (NII) atau dikenal juga dengan sebutan Darul Islam (DI) sempat membuat geger publik. Rumah Sensen di Kampung Babakan Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan dijadikan pusat pemerintahan NII.
Awalnya, aktivitas NII di kampung itu tertutup. Barulah pada 17 Januari 2008, masyarakat tahu apa yang terjadi. Saat itu, Sensen dan dua menterinya mengibarkan bendera NII, merah-putih bergambar bulan-bintang, di depan rumahnya.
Akibat insiden tersebut, ketiganya ditangkap kepolisian. Tapi Sensen dilepas karena jiwanya dianggap "terganggu". Sebaliknya, dua menterinya divonis Pengadilan Negeri Garut tiga tahun enam bulan penjara pada 15 Oktober 2008. Kendati ada yang masuk penjara, gerakan mereka tak kendur. Seperti yang dilakukan panglima DI di Desa Purbayani, Wowo Wahyudin (37).
Hari Raya Idul Fitri 1434 H boleh jadi menjadi titik balik perjalanan sang pengikut Sensen itu. Tepat lima hari setelah hari raya Idul Fitri 1434 H atau Selasa (13/8), panglima DI itu kembali mengucapkan dua kalimat syahadat, di Masjid Jami Al-Baroqah Desa Purbayani. disaksikan  Muspika Caringin, MUI, dan sejumlah tokoh masyarakat. Ia pun menegaskan keluar dari ajaran Sensen yang selama ini dianutnya.
Dengan demikian, Wowo kembali ke ajaran Syariat Islam yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadist. Kepada GE, Wowo mengaku bahwa selama ini dia telah berbuat hilap dan salah telah keluar dari apa yang diajarkan Agama Islam. Ajaran yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Selain itu juga tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah terakhir. Karena selama ini dia mengaku bahwa Nabi dan Rasulnya itu adalah Drs. Sensen Komara Bahar Misbah yang sesungguhnya adalah manusia biasa.
“Pokoknya saya sekarang sudah sadar dan ikhlas untuk kembali ke ajaran Islam. Tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Ini mungkin sudah ditunjukkan taufiq dan hidayah oleh Allah SWT kapada saya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menuntun saya untuk kembali ke jalan yang benar yang sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Camat Caringin, Drs. Bambang Hafid, M.Si, mengatakan, hidup tidak bisa terlepas dari apa yang disuratkan/ditakdirkan Allah SWT. Begitu juga pada hari ini tidak pernah tahu akan berkumpul melainkan atas kehendak-Nya.
“Pada kesempatan ini, kita harus bersyukur karena kita telah diberi anugrah yang begitu besar. Bahwa saudara kita (Wowo,red) telah diberi taufiq dan hidayah oleh Allah SWT. Beliau telah mengakui bahwa selama ini telah salah langkah dalam soal akidah sehingga tidak sesuai dengan ajaran Islam karena telah menganut ajaran Sensen,” katanya.
Ditambahkan Camat, masalah akidah dan akhlak adalah tanggung jawab bersama. Membangun akidah dan akhlak anak-anak semenjak lahir. Agar mereka kelak memiliki akidah dan akhlak yang kuat. Bagaimanapun kerasnya perjuangan dan gigihnya usaha, kalau tanpa ada ijin dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT, tidak bisa apa-apa.
“Saya yakin hanya atas kehendak-Nya lah semua ini terjadi. Kita hanya diwajibkan saling mengingatkan dan membantu dengan sesama. Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, tentang hablumminannas dan hablumminallah. Mudah -mudahan saudara Wowo dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya ada dalam ketenangan dan kedamaian serta mendapat tuntunan dari Allah SWT,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Caringin Aiptu Pol. Basuki Rahmat, menegaskan, semau pihak harus bersyukur kapada Allah SWT karena saudara Wowo telah diberi taufiq dan hidayah-Nya. Telah membukakan pintu hatinya untuk keluar dari sebuah ajaran menyesatkan yang dipimpin Sensen. Dimana Sensen telah mengaku sebagai nabi terakhir. Kalau belum ada taufiq dan hidayah-Nya, mau diajak bertobat seperti apapun tidak akan terjadi.
“Mudah-mudahan dengan kejadian ini masyarakat kita menjadi kondusif, aman, dan damai. Tidak saling curiga apalagi sampai perbuatan yang melanggar hukum, seperti perang antar kampung yang meresahkan. Sebuah kalimat filosofi berkata bahwa jika akhlak manusia di suatu Bangsa sudah rusak maka tunggulah kehancurannya. Maka dari itu saya mengucap banyak terimaksih kepada saudara Wowo yang telah kembali ke jalan yang benar. Telah kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Karena, lanjutnya, kewajiban negara termasuk di dalamnya Polri adalah memberi rasa aman kepada masyarakat. Pihaknya sebagai alat negara berkewajiban menjaga jiwa dan raga beserta harta benda masyarakat Indonesia. (YS)***
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Garut Express - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger